BPR Tidak Sehat karena Salah Kelola
Selasa, 30 Desember 2014 - 22:21 WIB
BPR Tidak Sehat karena Salah Kelola
A
A
A
BANDUNG - Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi menilai, faktor utama penyebab tidak sehatnya banyak Bank Perkreditan Rakyat (BPR) karena kesalahan mengelola (mismanagement).
"Sehingga BPR tersebut dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ini merupakan potret kecil dari banyaknya BPR yang mengalami permasalahan dan dibiarkan terlalu lama," ungkapnya, Selasa (30/12/2014).
Padahal, kata Acu, mismanagement ini akan bisa dihindari kalau ada pembinaan dari pihak terkait. Tidak hanya diawasi, OJK semestinya melakukan pembinaan.
Menurutnya, BPR memiliki prospek bisnis sangat bagus. Mengingat jarak antara BPR dengan konsumen lebih dekat dan waktu kiprah yang sudah cukup lama.
"BPR punya captive market, mestinya bisa lebih berkompetisi. Apalagi mereka pemain lama," kataya.
Selain mis management, penyebab lain dari tidak sehatnya BPR adalah produk yang kurang kompetitif di tengah banyaknya perbankan umum yang menyasar sektor mikro.
"Kualitas SDM di BPR sendiri mesti ditingkatkan agar bisa memiliki daya saing lebih di tengah persaingan bisnis perbankan yang semakin ketat," tandasnya.
"Sehingga BPR tersebut dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ini merupakan potret kecil dari banyaknya BPR yang mengalami permasalahan dan dibiarkan terlalu lama," ungkapnya, Selasa (30/12/2014).
Padahal, kata Acu, mismanagement ini akan bisa dihindari kalau ada pembinaan dari pihak terkait. Tidak hanya diawasi, OJK semestinya melakukan pembinaan.
Menurutnya, BPR memiliki prospek bisnis sangat bagus. Mengingat jarak antara BPR dengan konsumen lebih dekat dan waktu kiprah yang sudah cukup lama.
"BPR punya captive market, mestinya bisa lebih berkompetisi. Apalagi mereka pemain lama," kataya.
Selain mis management, penyebab lain dari tidak sehatnya BPR adalah produk yang kurang kompetitif di tengah banyaknya perbankan umum yang menyasar sektor mikro.
"Kualitas SDM di BPR sendiri mesti ditingkatkan agar bisa memiliki daya saing lebih di tengah persaingan bisnis perbankan yang semakin ketat," tandasnya.
(dmd)
