Budi Karya Jabat Dirut AP II
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengangkat Budi Karya Sumadi sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Angkasa Pura II (AP II). Budi menggantikan Tri S Sunoko yang telah habis masa jabatannya.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, direksi baru tersebut diharapkan berani melakukan terobosan dan terus berinovasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Sedangkan, pekerjaan rumah utama direksi baru menurut Rini adalah memperbaiki pelayanan serta keamanan penumpang dan meningkatkan keandalan sistem layanan terhadap penerbangan.
“Kami telah melakukan assessment, yang dilihat dalam pemimpin perusahaan adalah integritas, kemampuan berinovasi dan track record sebagai pimpinan yang baik, sehingga dalam rapat umum pemegang saham diputuskan, Budi Karya sebagai Dirut AP II,” kata Rini di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (15/01). Lebih lanjut dia menjelaskan, proses penunjukan Budi sebagai dirut operator bandara pelat merah ini telah disepakati oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan.
Sedangkan, persetujuannya dilakukan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. Jabatan dirut AP II sebelumnya, Tri S Sunoko, habis pada tahun ini. Tri menjabat sebagai orang nomor satu di AP II sejak September 2012. Sedangkan, Budi menjabat sebagai Direktur Utama PT Jakpro, Badan Usaha Milik Daerah Pemprov DKI Jakarta. Untuk mendukung pengembangan di bandara, pemerintah telah mengusulkan penyertaan modal berupa penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp3 triliun kepada AP II.
Dana tersebut akan digunakan perseroan untuk penambahan landasan pacu (runway) dan taxi waydi sejumlah bandara. Sementara, di tempat yang sama Menhub Ignasius Jonan menambahkan, direksi AP II harus meningkatkan keamanan di lingkungan bandara. Hal ini masih terkait dengan pengawasan regulated agent sebelum barang kargo masuk ke bandara. Di sisi lain, perseroan harus menjamin keamanan bagi maskapai dan penumpang penerbangan.
“Fungsi pengawasan di bandara menjadi penting karena 50% penerbangan yang keluar dan masuk ke Indonesia dikelola oleh AP II,” kata Jonan. Sedangkan Budi Karya mengaku telah mempunyai rencana kerja baik untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Untuk jangka pendek, perseroan akan membersihkan wilayah bandara dari taksi gelap. “Jangka menengah kita akan memprioritaskan pembangunan runway dan kita gandeng PT KAI untuk akses kereta ke bandara. Ke depan kita juga akan meningkatkan Perum Damri kebandara yang dilayani langsung dari pusat perbelanjaan,” ujar dia.
Heru febrianto
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, direksi baru tersebut diharapkan berani melakukan terobosan dan terus berinovasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Sedangkan, pekerjaan rumah utama direksi baru menurut Rini adalah memperbaiki pelayanan serta keamanan penumpang dan meningkatkan keandalan sistem layanan terhadap penerbangan.
“Kami telah melakukan assessment, yang dilihat dalam pemimpin perusahaan adalah integritas, kemampuan berinovasi dan track record sebagai pimpinan yang baik, sehingga dalam rapat umum pemegang saham diputuskan, Budi Karya sebagai Dirut AP II,” kata Rini di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (15/01). Lebih lanjut dia menjelaskan, proses penunjukan Budi sebagai dirut operator bandara pelat merah ini telah disepakati oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan.
Sedangkan, persetujuannya dilakukan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. Jabatan dirut AP II sebelumnya, Tri S Sunoko, habis pada tahun ini. Tri menjabat sebagai orang nomor satu di AP II sejak September 2012. Sedangkan, Budi menjabat sebagai Direktur Utama PT Jakpro, Badan Usaha Milik Daerah Pemprov DKI Jakarta. Untuk mendukung pengembangan di bandara, pemerintah telah mengusulkan penyertaan modal berupa penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp3 triliun kepada AP II.
Dana tersebut akan digunakan perseroan untuk penambahan landasan pacu (runway) dan taxi waydi sejumlah bandara. Sementara, di tempat yang sama Menhub Ignasius Jonan menambahkan, direksi AP II harus meningkatkan keamanan di lingkungan bandara. Hal ini masih terkait dengan pengawasan regulated agent sebelum barang kargo masuk ke bandara. Di sisi lain, perseroan harus menjamin keamanan bagi maskapai dan penumpang penerbangan.
“Fungsi pengawasan di bandara menjadi penting karena 50% penerbangan yang keluar dan masuk ke Indonesia dikelola oleh AP II,” kata Jonan. Sedangkan Budi Karya mengaku telah mempunyai rencana kerja baik untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Untuk jangka pendek, perseroan akan membersihkan wilayah bandara dari taksi gelap. “Jangka menengah kita akan memprioritaskan pembangunan runway dan kita gandeng PT KAI untuk akses kereta ke bandara. Ke depan kita juga akan meningkatkan Perum Damri kebandara yang dilayani langsung dari pusat perbelanjaan,” ujar dia.
Heru febrianto
(bbg)