TNS Tunjukkan Inovasi Industri Makanan dan Minuman
A
A
A
JAKARTA - TNS Indonesia, perusahaan di bidang riset pasar, menunjukkan beberapa inovasi terhadap sejumlah industri makanan dan minuman dalam menyiapkan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan produk baru tanpa harus mendistorsi produk lama.
"Kami menunjukkan pertumbuhan industri makanan dan minuman pada tahun 2014 sangat rendah, juga memperlihatkan untuk menciptakan pasar produk baru bukan hal mudah," ujar Direktur Eksekutif TNS Indonesia, Mahesh Kumar Agarwal dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (26/1/2015).
Menurutnya, dalam meluncurkan produk makanan dan minuman bukan sekadar rasa dan kemasan, tetapi juga harus memahami apa yang dibutuhkan konsumen. Siapa yang membeli produk ini? Semua itu harus dipelajari untuk melakukan inovasi di bidang pemasaran.
Mahesh juga mengapresiasi salah satu produk teh dalam kemasan yang telah menerapkan inovasi dengan memasarkan harga lebih murah dibanding kompetitor dan kemasan lebih kecil.
Mereka sebelumnya telah melakukan riset yang mendalam ternyata konsumen Indonesia memang hanya membutuhkan air minum dalam kemasan dengan ukuran cukup bukan ukuran besar.
Managing Director Innovation and Product Development TNS Asia Pacific Ray Crook mengatakan, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang survei pihaknya membantu klien untuk melakukan kajian terhadap pasar, menyiapkan strategi mengembangkan pasar, bagaimana membuka peluang untuk meningkatkan pangsa pasar.
TNS, lanjut Roy, akan mengingatkan kepada perusahaan untuk menyiapkan strategi yang matang saat meluncurkan produk baru, sehingga jangan sampai usianya tiga sampai empat bulan sudah hilang di pasar.
"Harapan kami perusahaan harus mampu mengembangkan produk dalam jangka panjang," ucapnya.
Dia mengatakan, banyak kegagalan disebabkan industri tidak menyiapkan strategi dengan benar, belum memahami pasar, serta tidak melihat peluang. A
"Apa yang dijanjikan saat meluncurkan produk ternyata setelah dicoba konsumen tidak sesuai ekspetasi, sehingga memutuskan untuk tidak membeli lagi produk tersebut," ujar Roy.
Client TNS sendiri merupakan perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia, seperti Unilever, Danone, Nestle, Indofood, Kalbe, dan sebagainya.
"Kami menunjukkan pertumbuhan industri makanan dan minuman pada tahun 2014 sangat rendah, juga memperlihatkan untuk menciptakan pasar produk baru bukan hal mudah," ujar Direktur Eksekutif TNS Indonesia, Mahesh Kumar Agarwal dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (26/1/2015).
Menurutnya, dalam meluncurkan produk makanan dan minuman bukan sekadar rasa dan kemasan, tetapi juga harus memahami apa yang dibutuhkan konsumen. Siapa yang membeli produk ini? Semua itu harus dipelajari untuk melakukan inovasi di bidang pemasaran.
Mahesh juga mengapresiasi salah satu produk teh dalam kemasan yang telah menerapkan inovasi dengan memasarkan harga lebih murah dibanding kompetitor dan kemasan lebih kecil.
Mereka sebelumnya telah melakukan riset yang mendalam ternyata konsumen Indonesia memang hanya membutuhkan air minum dalam kemasan dengan ukuran cukup bukan ukuran besar.
Managing Director Innovation and Product Development TNS Asia Pacific Ray Crook mengatakan, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang survei pihaknya membantu klien untuk melakukan kajian terhadap pasar, menyiapkan strategi mengembangkan pasar, bagaimana membuka peluang untuk meningkatkan pangsa pasar.
TNS, lanjut Roy, akan mengingatkan kepada perusahaan untuk menyiapkan strategi yang matang saat meluncurkan produk baru, sehingga jangan sampai usianya tiga sampai empat bulan sudah hilang di pasar.
"Harapan kami perusahaan harus mampu mengembangkan produk dalam jangka panjang," ucapnya.
Dia mengatakan, banyak kegagalan disebabkan industri tidak menyiapkan strategi dengan benar, belum memahami pasar, serta tidak melihat peluang. A
"Apa yang dijanjikan saat meluncurkan produk ternyata setelah dicoba konsumen tidak sesuai ekspetasi, sehingga memutuskan untuk tidak membeli lagi produk tersebut," ujar Roy.
Client TNS sendiri merupakan perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia, seperti Unilever, Danone, Nestle, Indofood, Kalbe, dan sebagainya.
(dmd)