Realisasi Investasi China di Indonesia Geser Posisi AS
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, dalam realisasi investasi kuartal IV/2014, China telah menggeser posisi Amerika Serikat (AS) sebagai lima investor terbesar di Indonesia.
"Untuk pertama kali, AS yang selama ini masuk lima besar investasi sejak 2010, bergeser dari lima besar negara asal investasi. Terjadi penurunan investasi AS sebesar USD2,4 juta menjadi USD1,3 juta (sekitar Rp16,25 miliar)," kata Franky dalam pemaparan Realisasi Penanaman Modal PMDN-PMA Kuartal IV/2014 di Gedung BKPM, Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Peringkat teratas negara asal investasi masih didominasi Singapura sebesar USD0,9 miliar atau sekitar Rp11,25 triliun (kurs Rp12.500/USD). Angka tersebut sekitar 13,7% dari total realisasi investasi kuartal IV.
Sementara, Malaysia USD0,8 juta (Rp10 triliun) atau 11,7%, Jepang USD0,7 miliar (Rp8,75 triliun) atau 9,8%, China USD0,5 miliar (Rp6,25 triliun) atau 6,9% dan Korea Selatan USD0,4 miliar (Rp5 triliun) atau 5,5%. Sedangkan AS berada di urutan keenam, dengan realisasi investasi senilai USD333,7 juta (Rp4,17 triliun).
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan, tingginya investasi China di Indonesia disebabkan adanya realisasi sejumlah proyek pada kuartal terakhir tahun lalu.
"China pertama kali muncul karena ada proyek yang direalisasikan, seperti semen di Kalimatan Selatan, listrik di Sumatera Selatan, sehingga investasi China meningkat," paparnya.
(Baca: Cetak Rekor, Realisasi Investasi Kuartal IV Rp120 T)
"Untuk pertama kali, AS yang selama ini masuk lima besar investasi sejak 2010, bergeser dari lima besar negara asal investasi. Terjadi penurunan investasi AS sebesar USD2,4 juta menjadi USD1,3 juta (sekitar Rp16,25 miliar)," kata Franky dalam pemaparan Realisasi Penanaman Modal PMDN-PMA Kuartal IV/2014 di Gedung BKPM, Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Peringkat teratas negara asal investasi masih didominasi Singapura sebesar USD0,9 miliar atau sekitar Rp11,25 triliun (kurs Rp12.500/USD). Angka tersebut sekitar 13,7% dari total realisasi investasi kuartal IV.
Sementara, Malaysia USD0,8 juta (Rp10 triliun) atau 11,7%, Jepang USD0,7 miliar (Rp8,75 triliun) atau 9,8%, China USD0,5 miliar (Rp6,25 triliun) atau 6,9% dan Korea Selatan USD0,4 miliar (Rp5 triliun) atau 5,5%. Sedangkan AS berada di urutan keenam, dengan realisasi investasi senilai USD333,7 juta (Rp4,17 triliun).
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan, tingginya investasi China di Indonesia disebabkan adanya realisasi sejumlah proyek pada kuartal terakhir tahun lalu.
"China pertama kali muncul karena ada proyek yang direalisasikan, seperti semen di Kalimatan Selatan, listrik di Sumatera Selatan, sehingga investasi China meningkat," paparnya.
(Baca: Cetak Rekor, Realisasi Investasi Kuartal IV Rp120 T)
(rna)