Dorong Indonesia Raja Industri Pakaian Muslim di Dunia
A
A
A
DENPASAR - Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, rata-rata perempuan di Indonesia memakai jilbab. Berbagai corak dan model pakaian pun berkembang di pasaran. Melihat potensi tersebut, Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia AA Ngurah Puspayoga ingin mendorong Indonesia sebagai raja industri pakaian muslim di dunia.
Menurutnya, produk pakaian di Indonesia memiliki kualitas bagus, dan sebagian besar produksi dilakukan pelaku usaha mikro.
"Sekarang ini bagaimana Indonesia bisa menjadi raja pakaian muslim di dunia. Tidak hanya di negara Asia, tapi di seluruh dunia," terang Puspayoga, dalam seminar Outlook di Denpasar, Bali, Kamis (29/1/2015).
Dia menyebutkan, untuk mencapai keinginan atau impian produk-produk Indonesia harus memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). "Sekarang ini di Indonesia sudah banyak yang memiliki produk tekstil sendiri. Sayang, masih banyak yang belum memiliki SNI," jelasnya.
Seperti diketahui, saat ini desainer baju muslim ingin menjadikan Indonesia menjadi trend setter busana muslimah, seperti Dian Pelangi, Zaskia Sungkar, mereka ingin Indonesia sebagai pusat mode baju muslimah.
Puspayoga menjelaskan, selain untuk melindungi produk tekstil Indonesia, pihaknya tidak akan menerima tekstil dari luar negeri yang bercorak dengan kebudayaan Indonesia, seperti batik.
Seperti diketahui, saat ini batik dari China membanjiri pasar Indonesia. Untuk itu, perlu dilkakukan pengetatan produk-produk tekstil yang ada hubunganya dengan budaya Indonesia. Untuk mempermudah pelaku usaha Kemenkop akan bekerja sama dengan badan SNI.
"Kalau kami bekerja sama dengan badan SNI itu untuk mempermudah pelaku usaha memiliki SNI. Apabila produk pelaku UKM sudah ber-SNI maka akan mudah diterima di pasar," terangnya.
Menurutnya, produk pakaian di Indonesia memiliki kualitas bagus, dan sebagian besar produksi dilakukan pelaku usaha mikro.
"Sekarang ini bagaimana Indonesia bisa menjadi raja pakaian muslim di dunia. Tidak hanya di negara Asia, tapi di seluruh dunia," terang Puspayoga, dalam seminar Outlook di Denpasar, Bali, Kamis (29/1/2015).
Dia menyebutkan, untuk mencapai keinginan atau impian produk-produk Indonesia harus memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI). "Sekarang ini di Indonesia sudah banyak yang memiliki produk tekstil sendiri. Sayang, masih banyak yang belum memiliki SNI," jelasnya.
Seperti diketahui, saat ini desainer baju muslim ingin menjadikan Indonesia menjadi trend setter busana muslimah, seperti Dian Pelangi, Zaskia Sungkar, mereka ingin Indonesia sebagai pusat mode baju muslimah.
Puspayoga menjelaskan, selain untuk melindungi produk tekstil Indonesia, pihaknya tidak akan menerima tekstil dari luar negeri yang bercorak dengan kebudayaan Indonesia, seperti batik.
Seperti diketahui, saat ini batik dari China membanjiri pasar Indonesia. Untuk itu, perlu dilkakukan pengetatan produk-produk tekstil yang ada hubunganya dengan budaya Indonesia. Untuk mempermudah pelaku usaha Kemenkop akan bekerja sama dengan badan SNI.
"Kalau kami bekerja sama dengan badan SNI itu untuk mempermudah pelaku usaha memiliki SNI. Apabila produk pelaku UKM sudah ber-SNI maka akan mudah diterima di pasar," terangnya.
(dmd)