BI Targetkan Penggunaan E-Money 2% dari GDP
A
A
A
JAKARTA - Kepala Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Bank Indonesia (BI) Enny V Panggabean manargetkan, volume penggunaan uang elektronik (e-money) bisa di atas 2% dari perolehan GDP tahun ini.
"Kami akan mencoba untuk meningkatkan lebih dari 2% ke atas. Mudah-mudahan kerja sama dengan DKI (Pemda) pada tahun ini, kita ingin mengembangkan banyak program uang elektronik. Mudah-mudahan bisa di atas 2% dari GDP," katanya saat peluncuran Terminal Parkir Elektronik di Jakarta, Kamis (29/1/2015).
Menurutnya, penggunaan uang elektronik pada 2014 mencapai 1,6% dari GDP nasional baik di Jakarta maupun daerah lain di Indonesia.
"Tahun kemarin masih 1,6% dari GDP, termasuk pengguna di luar Jakarta. Saat ini kami sedang membuat kompilasi data, mungkin bulan ini akan kami list," imbuh dia.
Enny mengakui pengguna transaksi uang elektronik masih didominasi Jakarta. Kendati demikian, BI melihat perkembangan di daerah lain cukup besar, seperti di Banten yang mulai meningkat tajam.
Terpenting, penggunaan uang elektronik telah bergeser menuju masyarakat yang lebih bawah. Ini ditunjukkan dari volume transaksi dan nominal transaksi yang semakin kecil.
"Jadi, tadinya itu sekitar Rp20 ribu per transaksi sekarang menjadi Rp10 ribu," tukas dia.
"Kami akan mencoba untuk meningkatkan lebih dari 2% ke atas. Mudah-mudahan kerja sama dengan DKI (Pemda) pada tahun ini, kita ingin mengembangkan banyak program uang elektronik. Mudah-mudahan bisa di atas 2% dari GDP," katanya saat peluncuran Terminal Parkir Elektronik di Jakarta, Kamis (29/1/2015).
Menurutnya, penggunaan uang elektronik pada 2014 mencapai 1,6% dari GDP nasional baik di Jakarta maupun daerah lain di Indonesia.
"Tahun kemarin masih 1,6% dari GDP, termasuk pengguna di luar Jakarta. Saat ini kami sedang membuat kompilasi data, mungkin bulan ini akan kami list," imbuh dia.
Enny mengakui pengguna transaksi uang elektronik masih didominasi Jakarta. Kendati demikian, BI melihat perkembangan di daerah lain cukup besar, seperti di Banten yang mulai meningkat tajam.
Terpenting, penggunaan uang elektronik telah bergeser menuju masyarakat yang lebih bawah. Ini ditunjukkan dari volume transaksi dan nominal transaksi yang semakin kecil.
"Jadi, tadinya itu sekitar Rp20 ribu per transaksi sekarang menjadi Rp10 ribu," tukas dia.
(izz)