Mendag: Indonesia Bisa Jadi Lumbung Pangan ASEAN
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan, Indonesia memiliki beragam potensi sumber daya alam (SDA) yang dapat dikembangkan. Karena itu, selain bisa menjadi lumbung pangan di negara sendiri, Indonesia juga berpotensi menjadi lumbung pangan ASEAN.
"Dengan berbagai potensi yang dimiliki Indonesia, selain dapat menjadi lumbung pangan untuk kebutuhan sendiri, juga berpotensi menjadi lumbung pangan ASEAN. Caranya dengan memberikan nilai tambah pada produk-produk pangan," ujar Rachmat dalam seminar di Jakarta Food Security Summit-3, Jakarta Convention Caenter (JCC), Kamis (12/2/2015).
Sebab itu, menurutnya Indonesia harus mampu mengembangkan industri pengelolaan pangan untuk menghasilkan produk-produk yang lebih bernilai.
"Sekarang sudah mengarah ke industrialisasi, sehingga pangan sangat penting dan strategis. Pangan bisa menjadi modal utama untuk pembangunan ketahanan nasional. Kalau industri elektronika dan automotif itu nomor dua," kata Rachmat.
Dia menuturkan, sektor perkebunan, pertanian, dan kelautan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Jika sektor-sektor ini didayagunakan dengan maksimal, maka ketersediaan tenaga kerja akan sangat luas. Meskipun harus diakui, sektor perkebunan, pertanian, dan kelauyan belum bisa memberikan nilai lebih bagi pelaku industri pengolahan yang ada.
"Sektor-sektor ini belum memberikan nilai lebih, sehingga banyak pelaku di tiga sektor tersebut yang menjual lahnnya untuk dijadikan industri lain," tandasnya.
"Dengan berbagai potensi yang dimiliki Indonesia, selain dapat menjadi lumbung pangan untuk kebutuhan sendiri, juga berpotensi menjadi lumbung pangan ASEAN. Caranya dengan memberikan nilai tambah pada produk-produk pangan," ujar Rachmat dalam seminar di Jakarta Food Security Summit-3, Jakarta Convention Caenter (JCC), Kamis (12/2/2015).
Sebab itu, menurutnya Indonesia harus mampu mengembangkan industri pengelolaan pangan untuk menghasilkan produk-produk yang lebih bernilai.
"Sekarang sudah mengarah ke industrialisasi, sehingga pangan sangat penting dan strategis. Pangan bisa menjadi modal utama untuk pembangunan ketahanan nasional. Kalau industri elektronika dan automotif itu nomor dua," kata Rachmat.
Dia menuturkan, sektor perkebunan, pertanian, dan kelautan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Jika sektor-sektor ini didayagunakan dengan maksimal, maka ketersediaan tenaga kerja akan sangat luas. Meskipun harus diakui, sektor perkebunan, pertanian, dan kelauyan belum bisa memberikan nilai lebih bagi pelaku industri pengolahan yang ada.
"Sektor-sektor ini belum memberikan nilai lebih, sehingga banyak pelaku di tiga sektor tersebut yang menjual lahnnya untuk dijadikan industri lain," tandasnya.
(dmd)