Pengembang di Semarang Bidik Segmen Menengah ke Atas

Selasa, 17 Februari 2015 - 00:23 WIB
Pengembang di Semarang...
Pengembang di Semarang Bidik Segmen Menengah ke Atas
A A A
SEMARANG - Pengembang perumahan di Kota Semarang semakin banyak yang membidik segmen menengah ke atas karena semakin dimintai masyarkat. Selain itu, juga karena rumah tipe kecil sudah semakin sulit dibangun lantaran mahalnya harga tanah.

Manager Marketing Ayodya Sekaran, Suksmantoro mengatakan, rumah segmen menengah saat ini cukup diminati. Terbukti di perumahan Ayodya Sekaran yang membangun dua klaster, saat ini tinggal 67 unit yang tersisa.

"Kami membangun di lahan seluas 25 hektare (ha), sekitar 5 ha di antaranya sudah dimanfaatkan untuk pembangunan dua klaster perumahan, klaster Bambu 55 dan klaster Belalang 111. Untuk klaster Belalang 111 terdapat 111 unit kapling rumah, 40% di antaranya atau sekitar 67 unit rumah masih tersedia," katanya, Senin (16/2/2015).

Dia mengaku, karena membidik segmen menengah ke atas, klaster yang dibangun pun memiliki tipe lebih besar yakni tipe 42/126 dan 48/126, dengan harga mulai Rp400 jutaan.

Hal yang sama diungkapkan staf marketing Grand City Anita. Dia mengaku, meskipun rumah tipe menengah memiliki harga di atas Rp250 juta hal itu tidak mengurangi minat masyarakat.

Menurutnya, berbagai fasilitas yang ditawarkan menjadi salah satu daya tarik tersendiri. "Meski harga rumah yang ditawarkan cukup mahal namun tidak mengurangi minat masyarakat untuk membeli," ujarnya.

Suksmantoro mengatakan, Grand City menawarkan dua tipe yakni standar atau tipe 65 meter persegi yang terdiri dari dua kamar, untuk harga dari tipe ini mencapai Rp1 miliar.

Selain itu, pihaknya juga menawarkan tipe rumah dengan luas 160 meter persegi, terdiri dari tiga kamar, untuk harga dari tipe ini mencapai Rp2 miliar.

Wakil Ketua REI Jateng bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Dibya K Hidayat sebelumnya menyatakan, harga tanah yang terus mengalami kenaikan, memaksa para pengembang yang sebelumnya mengembangkan perumahan tipe kecil, mulai beralih ke peruhan tipe besar.

Dia mengatakan, saat ini rumah tipe kecil bukan rumah melalui program fasilitas lukiditas pembiayaan perumahan (FLPP) makin menipis. Rumah tipe kecil yakni tipe 36 dengan luas tanah di bawah 90 meter persegi, di Kota Semarang harganya sudah di atas Rp250 juta sampai Rp300 juta per unit.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7277 seconds (0.1#10.140)