Utang Luar Negeri Sektor publik Susut 2,4%
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, posisi utang luar negeri (ULN) sektor publik mengalami penyusutan 2,4% dibandingkan posisi akhir kuartal III/2014 sebesar USD132,9 miliar.
"Meskipun kepemilikan nonresiden atas surat utang yang diterbitkan oleh sektor swasta menurun, posisi ULN sektor swasta meningkat 1,3% dibandingkan dengan posisi akhir kuartal sebelumnya sejalan dengan meningkatnya ULN swasta dalam bentuk pinjaman luar negeri," terang dia.
Sedangkan pada akhir kuartal IV/2014, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai USD126,1 miliar atau 97,2% dari total ULN sektor publik dan ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat sebesar USD118,9 miliar atau 73,0% dari total ULN swasta.
Sementara itu, ULN berjangka pendek sebesar USD47,6 miliar (16,3% dari total ULN) mengalami penurunan 1,3% dibandingkan dengan posisi akhir kuartal III/2014 sebesar USD48,2 miliar.
"BI memandang perkembangan ULN masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian," ungkap Tirta.
Ke depan, BI akan tetap memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.
"Meskipun kepemilikan nonresiden atas surat utang yang diterbitkan oleh sektor swasta menurun, posisi ULN sektor swasta meningkat 1,3% dibandingkan dengan posisi akhir kuartal sebelumnya sejalan dengan meningkatnya ULN swasta dalam bentuk pinjaman luar negeri," terang dia.
Sedangkan pada akhir kuartal IV/2014, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai USD126,1 miliar atau 97,2% dari total ULN sektor publik dan ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat sebesar USD118,9 miliar atau 73,0% dari total ULN swasta.
Sementara itu, ULN berjangka pendek sebesar USD47,6 miliar (16,3% dari total ULN) mengalami penurunan 1,3% dibandingkan dengan posisi akhir kuartal III/2014 sebesar USD48,2 miliar.
"BI memandang perkembangan ULN masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian," ungkap Tirta.
Ke depan, BI akan tetap memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.
(rna)