Menkeu Ajak Masyarakat Investasi Sukuk Ritel SR-007
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berinvestasi dengan Sukuk Negara Ritel SR-007 tahun 2015.
Dia menjelaskan, Sukuk Negara Ritel merupakan surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas penyertaan aset SBSN yang dijual kepada individu.
Menurutnya, penerbitan ini dapat mendorong dan memobilisasi serta memfasilitasi dana masyarakat dalam rangka mendorong pembiayaan APBN. "Secara bertahap, kegiatan ini dapat mengarah kepada kemandirian bangsa dalam pembangunan," katanya di kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (20/2/2015).
Bambang menjelaskan, sampai penerbitan ketujuh sejak 2008, total penerbitan sampai 2014 mencapai Rp58,84 triliun dan terdapat tiga seri yang sudah jatuh tempo yaitu 001, 002, 003 dengan total jatuh tempo Rp20,94 triliun.
"Sehingga nilai outstanding hingga saat ini sebesar Rp47,9 triliun. Sejak seri 004, pemerintah menggunakan proyek APBN untuk penerbitan sukuk. Penerbitan tiap tahunnya sukses dan melebihi target karena keuntungan yang sangat menarik," terang dia.
Untuk agen penyalur Sukuk Negara Ritel, pemerintah merangkul 22 agen yang siap melayani masyarakat untuk pembelian sukuk ini. Agen ini terbagi atas 15 Perbankan dan 5 perusahaan efek, yaitu:
1. PT Bank Rakyat Indonesia
2. PT Bank Mandiri
3. PT Bank Negara Indonesia
4. PT Bank Central Asia
5. PT Bank Muamalat Indonesia
6. PT Bank Syariah Mandiri
7. Standard Chartered Bank
8. PT. Bank Tabungan Negara
9. PT Bank OCBC NISP
10. Bank ANZ Indonesia
11. PT Bank Permata
12. PT Bank BRISyariah
13. HSBC Limited
14. PT Bank CIMB Niaga
15. PT Bank Internasional Indonesia
16. PT Bank Mega
17. PT Bank Danamon Indonesia
18. PT Bahana Securities
19. PT Danareksa Sekuritas
20. PT Trimegah Securities
21. PT Sucorinvest Central Gani
22. PT Relience Securities
(Baca: Pemerintah Rilis Sukuk Ritel 007 Berkupon 8,25%)
Dia menjelaskan, Sukuk Negara Ritel merupakan surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas penyertaan aset SBSN yang dijual kepada individu.
Menurutnya, penerbitan ini dapat mendorong dan memobilisasi serta memfasilitasi dana masyarakat dalam rangka mendorong pembiayaan APBN. "Secara bertahap, kegiatan ini dapat mengarah kepada kemandirian bangsa dalam pembangunan," katanya di kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (20/2/2015).
Bambang menjelaskan, sampai penerbitan ketujuh sejak 2008, total penerbitan sampai 2014 mencapai Rp58,84 triliun dan terdapat tiga seri yang sudah jatuh tempo yaitu 001, 002, 003 dengan total jatuh tempo Rp20,94 triliun.
"Sehingga nilai outstanding hingga saat ini sebesar Rp47,9 triliun. Sejak seri 004, pemerintah menggunakan proyek APBN untuk penerbitan sukuk. Penerbitan tiap tahunnya sukses dan melebihi target karena keuntungan yang sangat menarik," terang dia.
Untuk agen penyalur Sukuk Negara Ritel, pemerintah merangkul 22 agen yang siap melayani masyarakat untuk pembelian sukuk ini. Agen ini terbagi atas 15 Perbankan dan 5 perusahaan efek, yaitu:
1. PT Bank Rakyat Indonesia
2. PT Bank Mandiri
3. PT Bank Negara Indonesia
4. PT Bank Central Asia
5. PT Bank Muamalat Indonesia
6. PT Bank Syariah Mandiri
7. Standard Chartered Bank
8. PT. Bank Tabungan Negara
9. PT Bank OCBC NISP
10. Bank ANZ Indonesia
11. PT Bank Permata
12. PT Bank BRISyariah
13. HSBC Limited
14. PT Bank CIMB Niaga
15. PT Bank Internasional Indonesia
16. PT Bank Mega
17. PT Bank Danamon Indonesia
18. PT Bahana Securities
19. PT Danareksa Sekuritas
20. PT Trimegah Securities
21. PT Sucorinvest Central Gani
22. PT Relience Securities
(Baca: Pemerintah Rilis Sukuk Ritel 007 Berkupon 8,25%)
(izz)