Obligasi Korporasi Lebih Menggiurkan Dibanding Punya Pemerintah

Senin, 21 Desember 2020 - 23:12 WIB
loading...
Obligasi Korporasi Lebih Menggiurkan Dibanding Punya Pemerintah
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Director & Chief Investment Officer Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula menjelaskan, ada banyak faktor yang siap memperkuat pasar obligasi Indonesia di 2021. Menurutnya, obligasi Indonesia masih menawarkan tingkat imbal hasil atau real yield yang menarik di antara sesama negara berkembang.

"Sebagai gambaran, real yield obligasi 10 tahun Indonesia saat ini sekitar 4,6%, sementara Filipina -0,5% dan India -1,7%. Ini membuat daya tarik tinggi bagi obligasi Indonesia. Ditambah dinamika global dan domestik akan membuat yield obligasi pemerintah 10 tahun dapat berpotensi turun ke level 5,5-6,0% di 2021. Jadi masih ada potensi upside bagi investasi di pasar obligasi," ujar Ezra dalam riset terbarunya hari ini (21/12) di Jakarta. ( Baca juga:Pemerintah Sukses Jual Surat Utang Rp60,63 Triliun Selama Pandemi )

Dia menegaskan, opsi obligasi korporasi masih menarik untuk masuk dalam portofolio investor, karena tawaran imbal hasilnya lebih tinggi dibanding obligasi pemerintah dengan tenor sama. Alhasil, dapat menjadi kicker tambahan bagi kinerja portofolio.

"Sejalan dengan pergerakan pasar obligasi pemerintah, obligasi korporasi juga bisa menangkap upside dari potensi penurunan yield obligasi," tambahnya.

Namun dia juga mengingatkan investor harus memerhatikan risiko, khususnya potensi gagal bayar pada obligasi korporasi. Ini dapat terjadi apabila kondisi keuangan emiten tidak sehat.

Makanya, untuk memitigasi risiko, analisa fundamental menjadi sangat penting dalam memilih obligasi korporasi yang bagus. "Secara internal kami memiliki tim analis yang berpengalaman dan secara reguler melakukan pemantauan pada emiten yang ada dalam portofolio kami untuk memastikan kondisi emiten tetap sehat," jelasnya.

Pasar obligasi mencatat kinerja yang baik tahun 2020 ini, mengacu pada indeks obligasi BINDO per akhir November pasar obligasi mencatat penguatan 12,68%. Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi, kelas aset obligasi menjadi salah satu pilihan bagi investor untuk mengurangi tingkat risiko portofolio. ( Baca juga:Inggris: Virus Covid-19 Jenis Baru Mungkin Sudah Menyebar ke Wilayah Lain )

Secara umum kinerja pasar obligasi didukung oleh beberapa faktor seperti tren penurunan suku bunga secara global termasuk di Indonesia. Faktor berikutnya adalah stimulus dari bank sentral yang meningkatkan likuiditas di sistem finansial. Tingginya likuiditas di sistem finansial meningkatkan permintaan untuk obligasi, karena perbankan yang mengalami kelebihan likuiditas dapat memarkir dananya di obligasi.

Sedangkan faktor ketiga adalah bank sentral dan pemerintah yang berhasil menjaga kredibilitas. Peranan otoritas dan regulator dalam menerapkan kebijakan yang tepat dan kredibel sangat penting untuk menjaga keyakinan pasar di tengah kondisi pasar yang volatil. Secara umum pemerintah dan Bank Indonesia berhasil melakukan hal tersebut, terlihat dari permintaan investor domestik yang kuat dan investor asing yang mulai kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1237 seconds (0.1#10.140)