BI Apresiasi Kebijakan Reformasi Subsidi Pemerintah
BI Apresiasi Kebijakan Reformasi Subsidi Pemerintah
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, keputusan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan BI (BI rate) selasa lalu (17/2/2015) lantaran kebijakan reformasi subsidi pemerintah yang dinilai berhasil mengendalikan inflasi.
Menurut dia, dalam RDG pekan lalu, di mana BI menurunkan BI rate dan deposit facility karena melihat perkembangan yang ada khususnya dari inflasi dan dasar-dasar terbentuknya inflasi di tahun ini menunjukkan kondisi yang baik, sehingga cukup yakin dapat mengendalikan inflasi.
"Itu terutama karena langkah-langkah reformasi di bidang managemen subsidi yang dilakukan pemerintah," kata Agus di Komplek Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (20/2/2015).
Lebih lanjut Agus menuturkan, salah satu reformasi subsidi yang sukses dilakukan pemerintah adalah penetapan fix subsidy untuk solar dan menghapuskan subsidi premiun.
Selain itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) yang telah disetujui, rencana infrastruktur, serta program Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) juga ikut mengendalikan inflasi di 2015.
Dengan kebijakan-kebijakan tersebut, lanjut Agus, BI melihat kepastian administered prices, seperti elpiji dan Listrik yang sebelumnya sempat menimbulkan ketidakpastian sudah terlihat lebih jelas.
"kita melihat ada kepastian karena ada beberapa administered prices yang sebelumnya belum begitu pasti apakah dinaikkan atau tidak, itu kelihatan sudah ada kepastian terkait elpiji dan listrik untuk 400-900 watt, jadi kita melihat sekarang adalah waktu untuk bisa menurunkan BI rate," imbuh Agus.
Kendati demikian, kata dia, BI akan terus mewaspadai perkembangan global, khususnya terkait kebijakan normalisasi Fed, perkembangan ekonomi China, dan harga komoditas yang turun.
"Itu perlu diwaspadai. Secara umum, kondisi pasar kita tetap tight," tandasnya.
Menurut dia, dalam RDG pekan lalu, di mana BI menurunkan BI rate dan deposit facility karena melihat perkembangan yang ada khususnya dari inflasi dan dasar-dasar terbentuknya inflasi di tahun ini menunjukkan kondisi yang baik, sehingga cukup yakin dapat mengendalikan inflasi.
"Itu terutama karena langkah-langkah reformasi di bidang managemen subsidi yang dilakukan pemerintah," kata Agus di Komplek Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (20/2/2015).
Lebih lanjut Agus menuturkan, salah satu reformasi subsidi yang sukses dilakukan pemerintah adalah penetapan fix subsidy untuk solar dan menghapuskan subsidi premiun.
Selain itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) yang telah disetujui, rencana infrastruktur, serta program Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) juga ikut mengendalikan inflasi di 2015.
Dengan kebijakan-kebijakan tersebut, lanjut Agus, BI melihat kepastian administered prices, seperti elpiji dan Listrik yang sebelumnya sempat menimbulkan ketidakpastian sudah terlihat lebih jelas.
"kita melihat ada kepastian karena ada beberapa administered prices yang sebelumnya belum begitu pasti apakah dinaikkan atau tidak, itu kelihatan sudah ada kepastian terkait elpiji dan listrik untuk 400-900 watt, jadi kita melihat sekarang adalah waktu untuk bisa menurunkan BI rate," imbuh Agus.
Kendati demikian, kata dia, BI akan terus mewaspadai perkembangan global, khususnya terkait kebijakan normalisasi Fed, perkembangan ekonomi China, dan harga komoditas yang turun.
"Itu perlu diwaspadai. Secara umum, kondisi pasar kita tetap tight," tandasnya.
(rna)
Explore More