Dua Menteri Beda Pendapat Soal Impor Beras

Minggu, 22 Februari 2015 - 20:42 WIB
Dua Menteri Beda Pendapat...
Dua Menteri Beda Pendapat Soal Impor Beras
A A A
JAKARTA - Perbedaan pendapat soal impor beras muncul dari dua menteri kabinet kerja Presiden Joko Widodo. Mereka adalah Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri Perdagangan (Mendag)Rachmat Gobel.

Menko Sofyan menegaskan, kran importasi beras harus dibuka pemerintah, pasalnya stok yang ada tidak mencukupi kebutuhan konsumen dalam negeri. Selain mencukupi kebutuhan dalam negeri, importasi beras tersebut juga untuk mengendalikan laju inflasi.

Lain halnya dengan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel. Pihaknya menegaskan tidak akan membukan kran importasi beras untuk tahun ini. Rahmat menilai, stok beras saat ini masih mencukupi kebutuhan dalam negeri. "Tahun ini kita tidak impor. Stok bulog cukup kok," ujar Rahmat di Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (22/2/2015).

Namun, saat ditanya kenaikan harga beras yang saat ini terjadi lebih signifikan dibanding tahun sebelumnya, bos Panasonic tersebut menjawab jika hal tersebut dikatrol dengan importasi beras. "Mungkin tahun lalu impor untuk mengatasinya," tutur Rahmat.

Selain itu, Rahmat pun enggan menjawab saat ditanya adanya perbedaan pendapat antara dirinya dengan Sofjan yang menyebut, kran importasi harus dibuka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Jangan ngadu (adu domba) saya dengan Menko," jawab Rahmat singkat sambil tertawa.

Sebelumnya, Sofjan menegaskan kran importasi beras untuk tahun ini perlu dibuka. Pasalnya, dia menilai stok beras yang dimiliki bulog tidak mencukupi kebutuhan konsumsi nasional.

Selain itu, importasi juga dibutuhkan untuk mengendalikan laju inflasi dalam negeri. "Kita harus menjaga inflasi agar tetap terkontrol. Karena beras merupakan salah satu komponen penting," ujar Sofyan di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat (20/2/2015).
(dyt)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0801 seconds (0.1#10.140)