Pengembang di Surabaya Bidik Apartemen Kelas Atas
A
A
A
SURABAYA - Para pengembang properti di Surabaya berlomba-lomba untuk membangun apartemen dengan segmen kelas atas. Meski, market apartemen untuk kelas atas lebih sedikit dibandingkan kelas menengah dan bawah.
Head of Surabaya Office Jones Lang LaSalle (JLL), Joseph Lukito dalam Media Group Discussion yang dijalankan PT Intiland Development Tbk mengatakan, dari pengamatan yang dilakukan, pertumbuhan apartemen untuk wilayah di Surabaya mengarah ke barat dan timur.
Pada 2013, pertumbuhan kelas atas ada 950 unit, kelas menengah 5.750 unit, dan kelas bawah 2.200 unit. "Jumlah ini kemungkinan bertambah seiring dengan banyaknya urbanisasi yang masuk ke Surabaya," katanya, Selasa (24/2/2015).
Dari jumlah itu, serapan pembelian apartemen sangat berbeda jauh. Untuk kelas atas ada 18%, menengah mencapai 65%, dan bawah 80%. Untuk kelas bawah masih belum menarik investor atau developer, karena segi keuntungan yang diperoleh tidak terlalu besar.
Pengembang lebih membidik mengembangkan apartemen kelas atas meski market share yang dimiliki sangat sedikit dibandingkan kelas menengah dan bawah.
"Pengembang masih mengincar pasar kelas atas sebesar 18%. Mereka membeli apartemen karena gaya hdup bukan karena ingin ditempati. Artinya, dengan dijual berapapun akan dibeli konsumen," papar dia.
Pengamat bisnis properti, Kresnayana Yahya menyatakan, potensi pengembangan apartemen untuk wilayah Surabaya masih memiliki peminat yang sangat besar. Dari analisa yang dilakukan, lokasi apartemen yang diminati konsumen ada beberapa, di antaranya berdekatan dengan kampus yang memiliki minimal 3.000 mahasiswa, dekat pusat perkantoran dan bisnis, integrated mixed used, dan dekat layanan kesehatan.
"Banyaknya orang luar yang berobat ke Surabaya membuat apartemen yang dekat dengan lokasi kesehatan diserbu. Ini sangat menarik," katanya.
Untuk itu, Surabaya menjadi kota paling diincar para pengembang untuk mendirikan apartemen. Sebab, pasar yang dimiliki Kota Surabaya sangat besar. Kondisi ini terjadi lantaran banyak penduduk luar Surabaya yang ingin tinggal di Surabaya karena pekerjaan atau bisnis yang dimiliki.
Sementara, Wakil Presiden Direktur dan Chief Operating Officer Intiland Sinarto Dharmawan menambahkan, dari hasil diskusi yang dilakukan, pihaknya menjadi sadar kalau pengembangan apartemen merupakan harga mati.
Menurutnya, apartemen saat ini adalah solusi satu-satunya untuk pengembangan pendirian rumah. "Tidak ada solusi lain, pengembangan apartemen masih menjadi fokus dalam bisnis termasuk Intiland," ujar dia.
Pengembangan bidang properti dilakukan karena proyek pembangunan telah sukses dilakukan Intiland, di antaranya perumahan Graha Famili, Graha Natura, gedung perkantoran Intiland Tower, dan Spazio.
Keberhasilan tersebut membuat pengembang properti ini membangun proyek mixed-use & high rise seperti hunian bertingkat atau apartemen, pusat bisnis, dan sarana perkantoran.
Head of Surabaya Office Jones Lang LaSalle (JLL), Joseph Lukito dalam Media Group Discussion yang dijalankan PT Intiland Development Tbk mengatakan, dari pengamatan yang dilakukan, pertumbuhan apartemen untuk wilayah di Surabaya mengarah ke barat dan timur.
Pada 2013, pertumbuhan kelas atas ada 950 unit, kelas menengah 5.750 unit, dan kelas bawah 2.200 unit. "Jumlah ini kemungkinan bertambah seiring dengan banyaknya urbanisasi yang masuk ke Surabaya," katanya, Selasa (24/2/2015).
Dari jumlah itu, serapan pembelian apartemen sangat berbeda jauh. Untuk kelas atas ada 18%, menengah mencapai 65%, dan bawah 80%. Untuk kelas bawah masih belum menarik investor atau developer, karena segi keuntungan yang diperoleh tidak terlalu besar.
Pengembang lebih membidik mengembangkan apartemen kelas atas meski market share yang dimiliki sangat sedikit dibandingkan kelas menengah dan bawah.
"Pengembang masih mengincar pasar kelas atas sebesar 18%. Mereka membeli apartemen karena gaya hdup bukan karena ingin ditempati. Artinya, dengan dijual berapapun akan dibeli konsumen," papar dia.
Pengamat bisnis properti, Kresnayana Yahya menyatakan, potensi pengembangan apartemen untuk wilayah Surabaya masih memiliki peminat yang sangat besar. Dari analisa yang dilakukan, lokasi apartemen yang diminati konsumen ada beberapa, di antaranya berdekatan dengan kampus yang memiliki minimal 3.000 mahasiswa, dekat pusat perkantoran dan bisnis, integrated mixed used, dan dekat layanan kesehatan.
"Banyaknya orang luar yang berobat ke Surabaya membuat apartemen yang dekat dengan lokasi kesehatan diserbu. Ini sangat menarik," katanya.
Untuk itu, Surabaya menjadi kota paling diincar para pengembang untuk mendirikan apartemen. Sebab, pasar yang dimiliki Kota Surabaya sangat besar. Kondisi ini terjadi lantaran banyak penduduk luar Surabaya yang ingin tinggal di Surabaya karena pekerjaan atau bisnis yang dimiliki.
Sementara, Wakil Presiden Direktur dan Chief Operating Officer Intiland Sinarto Dharmawan menambahkan, dari hasil diskusi yang dilakukan, pihaknya menjadi sadar kalau pengembangan apartemen merupakan harga mati.
Menurutnya, apartemen saat ini adalah solusi satu-satunya untuk pengembangan pendirian rumah. "Tidak ada solusi lain, pengembangan apartemen masih menjadi fokus dalam bisnis termasuk Intiland," ujar dia.
Pengembangan bidang properti dilakukan karena proyek pembangunan telah sukses dilakukan Intiland, di antaranya perumahan Graha Famili, Graha Natura, gedung perkantoran Intiland Tower, dan Spazio.
Keberhasilan tersebut membuat pengembang properti ini membangun proyek mixed-use & high rise seperti hunian bertingkat atau apartemen, pusat bisnis, dan sarana perkantoran.
(izz)