Jokowi Belum Berniat Mergerkan Bank BUMN
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, hingga saat ini pihaknya belum berniat untuk melakukan penggabungan atau merger Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor perbankan.
Seperti diketahui, wacana merger BUMN kembali merebak setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan telah berdiskusi dengan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk melakukan merger bank BUMN. "Sampai hari ini belum (merger perbankan BUMN)," tegasnya di Jakarta, Rabu (25/2/2015).
Dia memastikan, hingga beberapa waktu ke depan rencana merger perbankan BUMN belum terpikirkan. "Belum (rencana merger)," singkatnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian BUMN dan OJK tengah mengkaji untuk menggabungkan atau merger tiga bank syariah milik anak usaha perbankan pelat merah.
Kepala Bidang Komunikasi Publik Kementerian BUMN Teddy Poernama mengatakan, latar belakang pemerintah untuk melakukan merger bank syariah milik anak usaha BUMN disebabkan masih minimnya perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.
"OJK dan Kementerian BUMN melihat bahwa Indonesia dengan jumlah penduduk muslim mayoritas lebih dari 160 juta jiwa, namun perkembangan ekonomi syariah sangat lambat terlihat bank syariah penetrasinya dari sisi aset hanya sekitar 4% dibandingkan bank konvensional," katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, tiga bank syariah yang akan digabung yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah.
Ketiga bank syariah tersebut merupakan anak usaha dari tiga bank BUMN masing-masing PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Seperti diketahui, wacana merger BUMN kembali merebak setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan telah berdiskusi dengan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk melakukan merger bank BUMN. "Sampai hari ini belum (merger perbankan BUMN)," tegasnya di Jakarta, Rabu (25/2/2015).
Dia memastikan, hingga beberapa waktu ke depan rencana merger perbankan BUMN belum terpikirkan. "Belum (rencana merger)," singkatnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian BUMN dan OJK tengah mengkaji untuk menggabungkan atau merger tiga bank syariah milik anak usaha perbankan pelat merah.
Kepala Bidang Komunikasi Publik Kementerian BUMN Teddy Poernama mengatakan, latar belakang pemerintah untuk melakukan merger bank syariah milik anak usaha BUMN disebabkan masih minimnya perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.
"OJK dan Kementerian BUMN melihat bahwa Indonesia dengan jumlah penduduk muslim mayoritas lebih dari 160 juta jiwa, namun perkembangan ekonomi syariah sangat lambat terlihat bank syariah penetrasinya dari sisi aset hanya sekitar 4% dibandingkan bank konvensional," katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, tiga bank syariah yang akan digabung yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah.
Ketiga bank syariah tersebut merupakan anak usaha dari tiga bank BUMN masing-masing PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
(izz)