Kenaikan Harga Beras Tidak Dinikmati Petani
A
A
A
GARUT - Kenaikan harga beras yang terjadi selama ini ternyata tidak dinikmati para petani. Seperti yang dialami sejumlah petani di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Mereka justru mengalami kerugian besar.
Ini karena padi yang mereka tanam diserang hama. Serangan hama di Blok Cileuceun, Desa Cintarasa, Kecamatan Samarang, membuat produksi padi mengalami penurunan hingga 40% pada musim panen.
Bukan hanya penyakit, hama tikus juga ikut menjadi ancaman serius para petani di sana. “Upaya penanggulangan hama, seperti pemberian racun tikus, pemasangan pagar plastik, dan sebagainya, masih kurang efektif. Serangan hama merajalela,” ujar salah seorang petani padi di Blok Cileuceun, Iding (55), Rabu (25/2/2015).
Dia menuturkan lahan sawah seluas 80 tumbak atau sekitar 1.120 meter persegi, sudah diserang hama merah sejak awal tanam. Penyakit masak buah juga ikut merenggut bulir padi.
“Bulir padi yang baru keluar langsung menguning. Daunnya juga ikut mengering. Akibatnya sebagian lahan saya gagal panen. Hanya setengah saja hasil panen yang dapat diambil,” ungkapnya.
Dalam kondisi normal, kata Iding, lahan miliknya bisa menghasilkan padi seberat 800 kg. Sementara saat ini, hanya memberikan 400 kg. “Kondisi ini membuat kenaikan harga beras belum tentu kami nikmati," kata Iding.
Sebelumnya, harga semua jenis beras di Pasar Induk Guntur Ciawitali Garut mengalami kenaikan pada awal pekan ini. Kenaikan harga beras di pasar terbesar Kabupaten Garut ini rata-rata mencapai 30%.
Sejumlah pedagang menuturkan kenaikan harga disebabkan karena pasokan beras dari luar Garut mengalami kekosongan. Kenaikan tersebut setidaknya membuat omzet penjualan mereka turun hampir 20%.
“Kenaikan harga ini sebenarnya sudah terjadi sejak tiga pekan belakang. Karena naik, tingkat penjualan di kios saya ini menurun 20%. Para pembeli mengurungkan niatnya membeli beras karena harganya naik,” kata Hj Iis, seorang pedagang beras di Pasar Guntur.
Kini, harga beras jenis setra naik menjadi Rp12.000 per kg dari sebelumnya Rp10.500. Sementara harga beras jenis IR 64 naik menjadi Rp11.000 per kg dari sebelumnya Rp10.000. “Sementara untuk harga beras yang kualitas biasa, sekarang saya jual Rp9.000 dari sebelumnya Rp8.000 per kg,” tandasnya.
Ini karena padi yang mereka tanam diserang hama. Serangan hama di Blok Cileuceun, Desa Cintarasa, Kecamatan Samarang, membuat produksi padi mengalami penurunan hingga 40% pada musim panen.
Bukan hanya penyakit, hama tikus juga ikut menjadi ancaman serius para petani di sana. “Upaya penanggulangan hama, seperti pemberian racun tikus, pemasangan pagar plastik, dan sebagainya, masih kurang efektif. Serangan hama merajalela,” ujar salah seorang petani padi di Blok Cileuceun, Iding (55), Rabu (25/2/2015).
Dia menuturkan lahan sawah seluas 80 tumbak atau sekitar 1.120 meter persegi, sudah diserang hama merah sejak awal tanam. Penyakit masak buah juga ikut merenggut bulir padi.
“Bulir padi yang baru keluar langsung menguning. Daunnya juga ikut mengering. Akibatnya sebagian lahan saya gagal panen. Hanya setengah saja hasil panen yang dapat diambil,” ungkapnya.
Dalam kondisi normal, kata Iding, lahan miliknya bisa menghasilkan padi seberat 800 kg. Sementara saat ini, hanya memberikan 400 kg. “Kondisi ini membuat kenaikan harga beras belum tentu kami nikmati," kata Iding.
Sebelumnya, harga semua jenis beras di Pasar Induk Guntur Ciawitali Garut mengalami kenaikan pada awal pekan ini. Kenaikan harga beras di pasar terbesar Kabupaten Garut ini rata-rata mencapai 30%.
Sejumlah pedagang menuturkan kenaikan harga disebabkan karena pasokan beras dari luar Garut mengalami kekosongan. Kenaikan tersebut setidaknya membuat omzet penjualan mereka turun hampir 20%.
“Kenaikan harga ini sebenarnya sudah terjadi sejak tiga pekan belakang. Karena naik, tingkat penjualan di kios saya ini menurun 20%. Para pembeli mengurungkan niatnya membeli beras karena harganya naik,” kata Hj Iis, seorang pedagang beras di Pasar Guntur.
Kini, harga beras jenis setra naik menjadi Rp12.000 per kg dari sebelumnya Rp10.500. Sementara harga beras jenis IR 64 naik menjadi Rp11.000 per kg dari sebelumnya Rp10.000. “Sementara untuk harga beras yang kualitas biasa, sekarang saya jual Rp9.000 dari sebelumnya Rp8.000 per kg,” tandasnya.
(dmd)