Indeks S&P dan Nasdaq Terkoreksi, Dow Cetak Rekor
A
A
A
NEW YORK - Wall Street ditutup meyoaritas melemah pada perdagangan Rabu waktu setempat, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi di tengah menguatnya saham energi akibat melonjaknya harga minyak.
Di Wall Street, saham Apple Inc mengalami penurunan tajam memberi imbas pada indeks S&P 500 dan Nasdaq. Sahamnya Apple jatuh 2,6% ke level USD 126,79 per lembar. Sedangkan indeks Dow berakhir pada rekor tertinggi didorong saham McDonald Corp.
Data perumahan Amerika Serikat (AS) dan data pabrik China tidak cukup kuat mendorong kenaikan bursa saham setelah pidato Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengenai waktu penaikan suku bunga yang lebih fleksibel.
Aktivitas pabrik di China pada Februari mencetak rekor empat bulan, tetapi ekspor menyusut pada tingkat tercepat dalam 20 bulan terakhir.
Kepala Strategi Internasional di Wells Fargo Investment Institute Paul Christopher mengatakan, di tengah sentimen positif dari China, investor menunggu katalis lain, seperti laporan pekerjaan AS yang akan datang dan kejelasan lebih lanjut dari The Fed.
"Sekarang Anda perlu dorongan lain untuk bergerak lebih tinggi," katanya seperti dilansir dari Reuters, Kamis (26/2/2015).
Sementara itu, minyak mentah AS ditutup naik 3,5% menjadi USD50,99 per barel dan minyak mentah Brent naik 5% menjadi USD61,63 setelah Menteri Perminyakan Arab Saudi mengatakan permintaan minyak tumbuh.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 15,38 poin atau 0,08% ke 18.224,57; indeks S&P 500 kehilangan 1,62 poin atau 0,08% ke 2.113,86; dan indeks Nasdaq Composite turun 0,99 poin atau 0,02% ke 4.967,14.
Di Wall Street, saham Apple Inc mengalami penurunan tajam memberi imbas pada indeks S&P 500 dan Nasdaq. Sahamnya Apple jatuh 2,6% ke level USD 126,79 per lembar. Sedangkan indeks Dow berakhir pada rekor tertinggi didorong saham McDonald Corp.
Data perumahan Amerika Serikat (AS) dan data pabrik China tidak cukup kuat mendorong kenaikan bursa saham setelah pidato Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengenai waktu penaikan suku bunga yang lebih fleksibel.
Aktivitas pabrik di China pada Februari mencetak rekor empat bulan, tetapi ekspor menyusut pada tingkat tercepat dalam 20 bulan terakhir.
Kepala Strategi Internasional di Wells Fargo Investment Institute Paul Christopher mengatakan, di tengah sentimen positif dari China, investor menunggu katalis lain, seperti laporan pekerjaan AS yang akan datang dan kejelasan lebih lanjut dari The Fed.
"Sekarang Anda perlu dorongan lain untuk bergerak lebih tinggi," katanya seperti dilansir dari Reuters, Kamis (26/2/2015).
Sementara itu, minyak mentah AS ditutup naik 3,5% menjadi USD50,99 per barel dan minyak mentah Brent naik 5% menjadi USD61,63 setelah Menteri Perminyakan Arab Saudi mengatakan permintaan minyak tumbuh.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 15,38 poin atau 0,08% ke 18.224,57; indeks S&P 500 kehilangan 1,62 poin atau 0,08% ke 2.113,86; dan indeks Nasdaq Composite turun 0,99 poin atau 0,02% ke 4.967,14.
(rna)