Penyaluran Kredit di Awal Tahun Diprediksi Meningkat 16,5%

Jum'at, 27 Februari 2015 - 03:08 WIB
Penyaluran Kredit di...
Penyaluran Kredit di Awal Tahun Diprediksi Meningkat 16,5%
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) wilayah Jawa Tengah (Jateng) memprediksi penyaluran kredit bank umum pada triwulan I 2015 mengalami peningkatan. Berdasarkan survei, sebagian besar responden (70,3%) optimistis angka penyaluran kredit akan naik 16,5% (qtq).

Faktor yang mendasari optimisme responden, antara lain permintaan kredit meningkat di awal tahun. Hal ini didukung pemasaran atau promosi, sehingga target ekspansi kredit diprediksi akan tercapai.

Direktur BI Wilayah Jateng, Iskandar Simorangkir mengungkapkan, kebijakan penyaluran kredit baru pada triwulan I-2015 diarahkan pada kredit modal kerja, kredit konsumsi dan kredit investasi dengan penyaluran kredit sebesar 58,3%, 38,9% dan 2,8%.

“Arah kebijakan tersebut memperlihatkan di tengah ketatnya persaingan usaha dan kondisi perekonomian yang membaik, bank umum lebih cenderung menyalurkan kredit dengan jangka waktu yang pendek,” ujarnya, Kamis (26/2/2015).

Dia mengatakan, sebagian besar penyaluran kredit akan disalurkan terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kemudian konstruksi dan jasa dengan pangsa masing-masing 55,6%, 13,9% dan 11,1%.

Sementara dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada triwulan I-2015 diperkirakan akan meningkat dengan pertumbuhan sebesar 13,6% (qtq). “Peningkatan dana pihak ketiga ini disebabkan oleh faktor penyesuaian tingkat suku bunga yang ditawarkan akan berpotensi menarik minat masyarakat untuk menambah simpanan dananya di perbankan, serta dukungan fasilitas dan jasa perbankan. Sumber dana sebagian besar akan diperoleh dari deposito (61,1%) diikuti dari tabungan (27,8%) dan giro (11,1%),” paparnya.

Tingkat suku bunga yang ditawarkan pada triwulan I-2015 baik kredit maupun dana pihak ketiga, diperkirakan relatif tidak berubah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Seiring dengan kondisi perekonomian saat ini, kalangan perbankan dalam menyalurkan pinjaman akan tetap berhati-hati, untuk menghindari kemungkinan meningkatnya rasio kredit bermasalah (non performing loan) dan tetap menjaga likuiditas bank.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5677 seconds (0.1#10.140)