Harga Beras Naik, Pemerintah Tidak Antisipasi Paceklik
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Pertanian Khudori mengungkapkan, melonjaknya harga beras yang terjadi belakangan ini karena ketidaksiapan pemerintah. Pemerintah sama sekali tidak mengantisipasi musim paceklik yang terjadi lebih panjang.
Dia menuturkan, usaha pertanian sangat tergantung dengan iklim dan cuaca. Saat iklim terjadi anomali, maka usaha pertanian juga akan berpengaruh.
"Selama berpuluh tahun, usaha tani ketegantungan dengan iklim Dan cuaca, Kalau Februari sampai Mei itu biasanya panen raya kira-kira 65% dari produksi nasional, Juni sampai September itu panen lagi," terangnya di Waroeng Daun, Jakarta, Sabtu (28/2/2015).
Sementara itu, sambung Khudori, musim paceklik yang biasa terjadi Oktober hingga Januari justru lebih panjang. Hal ini lantaran musim hujan terlambat datang hingga 1,5 bulan.
"Artinya paceklik semakin panjang, bertambah 1,5 bulan. Itu yang sepertinya tidak diantisipasi pemerintah. Jadinya terjadi seperti yang sekarang ini," tandas dia.
Dia menuturkan, usaha pertanian sangat tergantung dengan iklim dan cuaca. Saat iklim terjadi anomali, maka usaha pertanian juga akan berpengaruh.
"Selama berpuluh tahun, usaha tani ketegantungan dengan iklim Dan cuaca, Kalau Februari sampai Mei itu biasanya panen raya kira-kira 65% dari produksi nasional, Juni sampai September itu panen lagi," terangnya di Waroeng Daun, Jakarta, Sabtu (28/2/2015).
Sementara itu, sambung Khudori, musim paceklik yang biasa terjadi Oktober hingga Januari justru lebih panjang. Hal ini lantaran musim hujan terlambat datang hingga 1,5 bulan.
"Artinya paceklik semakin panjang, bertambah 1,5 bulan. Itu yang sepertinya tidak diantisipasi pemerintah. Jadinya terjadi seperti yang sekarang ini," tandas dia.
(dmd)