Pemerintah Minta Freeport Laporkan Progres Smelter
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah meminta PT Freeport Indonesia melaporkan progres pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga nasional.
"Suratnya pekan lalu sudah kami kirim. Rencananya, Jumat pekan ini pertemuan dengan Freeport," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Sukhyar di Jakarta, Senin (2/3/2015).
Menurut dia, pembangunan smelter tembaga nasional melibatkan empat pemegang kontrak karya (KK), yakni Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara, PT Gorontalo Mineral dan PT Kalimantan Surya Kencana.
Adapun keempat KK tersebut sepakat untuk membangun smelter yang akan digarap oleh Freeport di Gresik, Jawa Timur. Newmont, Gorontalo Mineral dan Kalimantan Surya bakal menjadi pemasok bahan baku konsentrat tembaga ke smelter tersebut.
Dia mengatakan bahwa smelter tembaga nasional akan memiliki kapasitas mencapai 2 juta ton konsentrat tembaga. Adapun investasinya mencapai USD2,3 miliar atau setara Rp29,9 triliun (kurs Rp13.000/USD).
Kendati begitu, lanjut Sukhyar, belum ada pembahasan mengenai mekanisme kerja sama dari keempat KK tersebut. Dia hanya menyebut, akan ada penandatanganan kesepakatan dari keempat KK sebagai komitmen keseriusan membangun smelter.
"Penandatangan kerja sama itu nantinya akan disaksikan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM," tutupnya.
"Suratnya pekan lalu sudah kami kirim. Rencananya, Jumat pekan ini pertemuan dengan Freeport," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Sukhyar di Jakarta, Senin (2/3/2015).
Menurut dia, pembangunan smelter tembaga nasional melibatkan empat pemegang kontrak karya (KK), yakni Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara, PT Gorontalo Mineral dan PT Kalimantan Surya Kencana.
Adapun keempat KK tersebut sepakat untuk membangun smelter yang akan digarap oleh Freeport di Gresik, Jawa Timur. Newmont, Gorontalo Mineral dan Kalimantan Surya bakal menjadi pemasok bahan baku konsentrat tembaga ke smelter tersebut.
Dia mengatakan bahwa smelter tembaga nasional akan memiliki kapasitas mencapai 2 juta ton konsentrat tembaga. Adapun investasinya mencapai USD2,3 miliar atau setara Rp29,9 triliun (kurs Rp13.000/USD).
Kendati begitu, lanjut Sukhyar, belum ada pembahasan mengenai mekanisme kerja sama dari keempat KK tersebut. Dia hanya menyebut, akan ada penandatanganan kesepakatan dari keempat KK sebagai komitmen keseriusan membangun smelter.
"Penandatangan kerja sama itu nantinya akan disaksikan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM," tutupnya.
(rna)