Sofyan Djalil Bantah Rupiah Bisa Tembus Rp13.500/USD
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil membantah rupiah bisa tembus Rp13.500/ USD dalam waktu dekat. Sofyan mengimbau agar masyarakat tetap tenang dengan kondisi mata uang USD yang sedang tinggi saat ini.
Pasalnya, sudah hampir sepekan rupiah lesu di angka yang tak wajar. Puncaknya adalah fluktuasi rupiah yang hari ini tembus di angka Rp13.022/USD.
"Enggak, tenang saja. Enggak akan tembus segitu (Rp13.500). Jadi memang kondisi eksternal kita yang kita sendiri tidak bisa berbuat banyak. Nah, yang bisa diperbaiki ini kondisi internal. Mana yang bisa diperbaiki kita perbaiki," ujar Sofyan di kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Kamis (5/2/2015)
Dia menyebutkan, kondisi ini sifatnya situasional. Dia pun tak tahu apakah ini karena permintaan dolar yang tinggi atau sebab lain.
"Kalau di pasar, mata uang asing masih nett buyer. Di pasar modal, mereka tetap masukkan modalnya. BI bisa memberikan angka-angka untuk bayar dividen bagi perusahaan asing di Indonesia. Jadi permintaan dolar lebih banyak pada hari ini. Jadi masalah suplly and demand saja," imbuhnya.
Sofyan mengatakan, terhadap semua mata uang lain sama. Malahan, rupiah relatif lebih tinggi dibanding Malaysia yang memiliki ringgit.
"Rupiah kita masih kompetitif, bahkan menguat. Dengan yang lain kita kuat, kecuali USD. Ekonomi AS memang menguat cukup bagus," pungkasnya.
Pasalnya, sudah hampir sepekan rupiah lesu di angka yang tak wajar. Puncaknya adalah fluktuasi rupiah yang hari ini tembus di angka Rp13.022/USD.
"Enggak, tenang saja. Enggak akan tembus segitu (Rp13.500). Jadi memang kondisi eksternal kita yang kita sendiri tidak bisa berbuat banyak. Nah, yang bisa diperbaiki ini kondisi internal. Mana yang bisa diperbaiki kita perbaiki," ujar Sofyan di kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Kamis (5/2/2015)
Dia menyebutkan, kondisi ini sifatnya situasional. Dia pun tak tahu apakah ini karena permintaan dolar yang tinggi atau sebab lain.
"Kalau di pasar, mata uang asing masih nett buyer. Di pasar modal, mereka tetap masukkan modalnya. BI bisa memberikan angka-angka untuk bayar dividen bagi perusahaan asing di Indonesia. Jadi permintaan dolar lebih banyak pada hari ini. Jadi masalah suplly and demand saja," imbuhnya.
Sofyan mengatakan, terhadap semua mata uang lain sama. Malahan, rupiah relatif lebih tinggi dibanding Malaysia yang memiliki ringgit.
"Rupiah kita masih kompetitif, bahkan menguat. Dengan yang lain kita kuat, kecuali USD. Ekonomi AS memang menguat cukup bagus," pungkasnya.
(dmd)