Dari Dunia Maya, Cerita Perut Jadi Bisnis Kuliner Istimewa

Kamis, 12 Maret 2015 - 15:13 WIB
Dari Dunia Maya, Cerita...
Dari Dunia Maya, Cerita Perut Jadi Bisnis Kuliner Istimewa
A A A
BERAWAL dari komunitas kuliner, dengan ide mengumpulkan dan merekomendasikan aneka makanan lezat di dunia maya dalam sebuah blog, Cerita Perut kini menjelma menjadi pusat kuliner istimewa.

Usaha yang dirintis anak-anak muda kreatif ini menjadikan hobi kuliner sebagai bisnis yang sangat menguntungkan. Dimotori Hendra Noviyanto, bersama rekan-rekannya, berenam, Cerita Perut District Food hadir di kawasan Cenere, Depok.

Seperti namanya yang unik, menu-menu makanan yang disajikan Cerita Perut yang berdiri pada September 2014 ini tak kalah menarik. Mereka menghadirkan soto susu, nasi goreng mafia, chilok Bandung, ayam bakar madu, iga bakar, moci jumbo, ice salju, dim sum, jajanan serba durian dan menu makanan menarik lainnya.

“Untuk membangun Cerita Perut ini kami mengeluarkan biaya lebih dari Rp1 miliar bersama teman-teman,” kata Hendra kepada Sindonews.

Dia memaparkan, berdiri di atas lahan seluas 1.100 meter persegi, Cerita Perut memiliki 30 tenant terdiri atas 27 tenant standar dan tiga tenant besar. Harga sewa tenant standar Rp35 juta per tahun. Jika dikali 27 tenant profit Cerita Perut mencapai Rp945 juta per tahun (profit sewa).

Sementara harga sewa tenant yang paling besar Rp45 juta per tahun. Bila dikali tiga Rp135 juta per tahun. Total dari profit sewa tenant Rp1,08 miliar. "Semua penjualan minuman di-handle oleh pihak Cerita Perut. Di mana omzet sebulan mencapai Rp150-Rp250 juta," ujar pria yang akrab disapa Akoy ini.

Hendra menyebutkan, rata-rata pengunjung yang datang 250-500 orang pada Senin-Kamis. Sementara pada Jumat-Minggu atau tanggal merah bisa mencapai 500-1.300 orang.

"Keunikan yang kami miliki foodcourt bisa delivery all product. Kemudian, ada live accoustic music, free wifi dan TV digital. Dengan multifunction food court, konsumen bisa merayakan ulang tahun, aneka lomba, arisan, reuni, bazzar, cooking class, wedding party dan lainnya di sini, sesuai dengan kebutuhan," terang pemenang Oneintwenty Movement, wilayah DKI Jakarta kategori Food & Beverage ini.

Dia mengungkapkan, sasaran konsumen Cerita Perut adalah kelas B dan C (menengah-bawah). Namun, dia tidak menyangka yang datang banyak yang berasal dari konsumen kelas A dan B (menengah-atas). "Dengan harga mulai dari Rp4.000 sampai Rp60.000-an mereka tertarik untuk datang ke sini. Apalagi fasilitas dan pilihan makanannya di sini sangat lengkap," kata pria berusia 32 tahun ini.

Sebelum membangun Cerita Perut, Hendra dan rekan-tekan, awalnya akan membuka Nasi Goreng Mafia yang sudah sukses membangun 33 cabang dalam setahun. Namun, melihat lokasi yang strategis dan peluang yang ada, ide Cerita Perut lahir menjadi pusat kuliner. "Kita memasukkan ide bagaimana makanan yang tadinya direkomondesaikan di dunia maya hadir di dunia nyata," ujarnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0844 seconds (0.1#10.140)