Apindo: Rupiah Melemah Biaya Produksi Industri Naik

Kamis, 12 Maret 2015 - 20:26 WIB
Apindo: Rupiah Melemah...
Apindo: Rupiah Melemah Biaya Produksi Industri Naik
A A A
SEMARANG - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) menjadi masalah berat bagi pelaku industri di dalam negeri. Kondisi tersebut terutama dirasakan industri yang mengandalkan bahan baku impor.

Ketua Apindo Jateng, Frans Kongi mengatakan, saat ini industri di Jateng yang mengandalkan bahan baku impor mencapai 70% lebih. Industri yang mengadalkan bahan baku impor, di antaranya tekstil, kaca, baja, biji besi, kedelai. Menguatnya USD menjadikan biaya pokok industri mengalami peningkatan.

Lebih berat, kata Frans, industri yang mengandalkan bahan baku impor namun pasarnya dalam negeri. Hal sangat merugikan karena pengusaha tidak mampu mempertahankan harga yang wajar.

“Misalnya kedelai impor, harganya pasti naik, dan tentunya akan berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe,” ungkapnya, Kamis (12/3/2015).

Berbeda dengan perusahaan yang berorientasi ekspor. Meskipun harga bahan baku lebih mahal, namun harga jual akan mengikuti USD.

Di sisi lain, meningkatnya nilai tukar USD menguntungkan para pelaku industri yang mengandalkan bahan baku lokal, seperti mebel, industri pertanian, dan kepala sawit. "Ya kalau untuk industri dengan bahan baku lokal mereka untung. Karena harga jualnya naik,” imbuh Frans.

Apindo berharap, pemerintah lebih intensif mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap USD, karena stabilitas mata uang sangat penting untuk meningkatkan daya saing dalam negeri.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6499 seconds (0.1#10.140)