Waspada Money Laundry di Balik Perdagangan Batu Akik

Sabtu, 14 Maret 2015 - 05:28 WIB
Waspada Money Laundry di Balik Perdagangan Batu Akik
Waspada Money Laundry di Balik Perdagangan Batu Akik
A A A
SOLO - Fenomena perdagangan batu akik hingga pelosok negeri dinilai sebagian pihak sebagai rekayasa ekonomi. Salah satunya terkait praktik money laundry atau pencucian uang.

Pengamat dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Tunjung W Sutirto menilai, fenomena batu akik ada yang merekayasa sama seperti kenaikan harga beras. "Pasti ada kekuatan tertentu yang melakukan hal tersebut, terkait rekayasa ekonomi. Siapa itu? Pertanyaan yang sulit dijawab" jelas Tunjung di Solo, Jawa Tengah, Jumat (13/3/2015).

"Tergantung bagaimana kekeuatan dari rekayasa ekonomi itu menjadikan ini (akik) sebagai media untuk money laundry, atau betul-betul untuk kepentingan lain. Apakah itu pengalihan isu dan hal itu bisa saja terjadi," tambahnya.

Jika ikan, burung, tanaman bisa dikembangbiakan secara genetik, batu akik itu eksotiknya tiada dua. Meski ada yang mirip bentuknya namaun itu bukan bagian dari pengembangan genetika akik aslinya. "Sebab itu, kemungkinan tren batu akik akan bertahan lebih lama dibanding tren sebelumnya," kata Tunjung.

Terkait dengan money laundry, lanjut dia, karena komoditas yang tidak bisa diukur (dinilai) adalah benda-benda memiliki nilai estetika tinggi dan membutuhkan seorang kurator.

"Sedangkan antar kurator tersebut tidak memiliki kesamaan pendapat dalam menilai suatu ukuran yang sama," jelasnya.

Sebab itu, estetika yang terkandung dalam batu akik sulit diukur apakah barang tersebut betul-betul seharga sedemikian (ratusan juta, hingga miliaran) atau tidak.

"Meski batu berasal dari daerah yang sama, giok dari Aceh, bacan dari NTB, fire opal dari Wonogiri, namun sulit memberikan patokan harga pada barang tersebut," ungkapnya.

Sehingga bila ada suatu barang yang seharusnya nilainya adalah Rp1 kemudian dihargai Rp10 ribu rupiah itu karena penilain estetikanya. Membesarkan harga sebagai bentuk bentuk money laundry itu tidak bisa menjadi satu pedoman hukum positif dalam ekonomi atau perbankan.

"Karena bentuk dan nilai estetika dari batu akik itulah yang bisa menjadi salah satu strategi money laundry dan pastinya aman," tandas Tunjung.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6235 seconds (0.1#10.140)