BKPM Punya PR Tingkatkan Rasio Investasi China
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan, lembaganya memiliki pekerjaan rumah (PR) meningkatkan rasio realisasi investasi China di tengah tingginya rencana investasi yang masuk dari negara tersebut.
Menurut Franky, periode Oktober 2014-19 Maret 2015 ada permohonan perizinan investasi dari China senilai USD13,66 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai USD2,6 Miliar.
"Tapi, BKPM juga mencatat kecenderungan rendahnya rasio realisasi investasi negara tersebut periode 2005 sebesar 7% dari rencana investasi yang masuk," kata dia dalam rilisnya, Minggu (22/3/2015).
Menurutnya, kecenderungan saat ini dari 10 investor China, hanya satu yang benar-benar merealisasikan investasinya. Hal ini menjadi PR BKPM ke depan untuk meningkatkan rasio realisasi investasi China, setidaknya menyamai Singapura sebesar 40% atau Jepang yang mencapai 62%.
BKPM akan memberikan pendampingan intensif kepada investor asal China dalam proses realisasi investasi.
Franky menambahkan kunjungan Presiden Jokowi ke China diyakininya akan meningkatkan minat investasi dari China. Dia merujuk pengalaman pasca presiden berkunjung ke China dan berbicara di Forum APEC, November 2014, tercatat ada lonjakan rencana investasi China yang masuk sebesar USD6,7 miliar sepanjang Januari-Februari 2015.
Tren serupa sangat mungkin terjadi pasca kunjungan Jokowi kali ini. Posisi BKPM adalah bagaimana minat investasi yang tinggi ini dapat terealisasi untuk memberikan dampak riil terhadap perekonomian.
"Ibaratnya, presiden telah membuka pintu minat investasi, tugas BKPM untuk mengeksekusinya,” tambah Franky.
Menurut Franky, periode Oktober 2014-19 Maret 2015 ada permohonan perizinan investasi dari China senilai USD13,66 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai USD2,6 Miliar.
"Tapi, BKPM juga mencatat kecenderungan rendahnya rasio realisasi investasi negara tersebut periode 2005 sebesar 7% dari rencana investasi yang masuk," kata dia dalam rilisnya, Minggu (22/3/2015).
Menurutnya, kecenderungan saat ini dari 10 investor China, hanya satu yang benar-benar merealisasikan investasinya. Hal ini menjadi PR BKPM ke depan untuk meningkatkan rasio realisasi investasi China, setidaknya menyamai Singapura sebesar 40% atau Jepang yang mencapai 62%.
BKPM akan memberikan pendampingan intensif kepada investor asal China dalam proses realisasi investasi.
Franky menambahkan kunjungan Presiden Jokowi ke China diyakininya akan meningkatkan minat investasi dari China. Dia merujuk pengalaman pasca presiden berkunjung ke China dan berbicara di Forum APEC, November 2014, tercatat ada lonjakan rencana investasi China yang masuk sebesar USD6,7 miliar sepanjang Januari-Februari 2015.
Tren serupa sangat mungkin terjadi pasca kunjungan Jokowi kali ini. Posisi BKPM adalah bagaimana minat investasi yang tinggi ini dapat terealisasi untuk memberikan dampak riil terhadap perekonomian.
"Ibaratnya, presiden telah membuka pintu minat investasi, tugas BKPM untuk mengeksekusinya,” tambah Franky.
(rna)