Pengembang Siapkan Lahan untuk Pembangunan Rumah FLPP
Jum'at, 27 Maret 2015 - 05:08 WIB

Pengembang Siapkan Lahan untuk Pembangunan Rumah FLPP
A
A
A
SEMARANG - Pengembang perumahan rakyat melalui kebijakan Fasilitas Liquiditas Pembiayaan Perbankan (FLPP) di Jawa Tengah (Jateng) telah menyiapkan lahan untuk mendukung program 1 juta rumah yang dicanangkan Presiden Jokowi.
Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng, MR Prijanto mengatakan, saat ini sudah disiapkan lahan pembangunan 10 ribu rumah yang tersebar di seluruh Jateng. Namun, sampai hingga kini belum bisa melakukan akad Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) karena perbankan masih menunggu adanya aturan baru.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah sudah memutuskan beberapa kebijakan yang memudahkan bagi perkembangkan perumahan rakyat bersubsidi melalui Fasilitas Liquiditas Pembiayaan Perbankan (FLPP).
Kebijakan tersebut, diantaranya adalah penurunan uang muka yang sebelumnya 10 persen menjadi satu persen dan penurunan suku bunga KPR dari 7,5 persen menjadi 5 persen. “Perbankan, belum bisa memberikan KPR karena peraturannya belum diresmikan,” katanya, di saat pembukaan pameran REI Expo di Mal Ciputra Semarang, Kamis (26/3).
Dijelaskan Prijanto, peraturan baru dari pemerintah baru akan ditetapkan secara resmi pada bulan April yang akan datang. Itupun belum diketahui kapan waktunya. “Kalau peraturan itu sudah ditetapkan maka akan sangat membantu dalam upaya pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyararakat berpenghasilan rendah (MBR),” ucapnya.
Dia mengaku, anggota REI Jateng yang mengembangkan perumahan bersubsidi juga akan mendapatkan berapa kemudahan dari adanya aturan baru tersebut. Salah satunya adalah diberikannya kemudahan dalam hal perijinan dan juga proses pengadaan sertifikat tanah.” Mendagri sudah kirim surat kepada Bupati dan Walikota, untuk mempermudah perijinan, dan ada beberapa yang dipangkas sehingga mempercepat proses perijinan,” tuturnya.
Meskipun ada kebijakan yang memudahkan dan meringankan MBR untuk mendapatkan rumah sederhana, namun REI tidak terlalu optimis bisa memenuhi target pembangunan 1 juta rumah. Pasalnya, waktu yang diberikan cukup mepet, yakni hanya sembilan bulan itupun jika peraturan baru ditetapka pada bulan April. “Tetapi paling tidak sudah ada kebijakan yang memudahkan masyarakat dan juga pengembang,” terangnya.
Sementara itu, terkait dengan pameran REI Expo Jateng di Mal Ciputra Semarang Wakil Ketua REI Jateng Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Dibya K Hidayat menargetkan penjualan hingga Rp70 miliar.
“Untuk pameran kali ini diikuti oleh 12 pengembang dan dua pengembang apartemen. Dari seluruh pengembang yang ikut semunya pengembang perumahan menengah ke atas,” katanya.
Dia berharap, pada pameran kali ini terjadi peningkatan penjualan dibandingkan pameran sebelumnya, mengingat pada pameran sebelumnya mendapatkan hasil yang kurang memuaskan.”Saat ini trennya mulai ada kenaikan sehingga kita berharap penjualan rumah pun naik,” tandasnya.
Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng, MR Prijanto mengatakan, saat ini sudah disiapkan lahan pembangunan 10 ribu rumah yang tersebar di seluruh Jateng. Namun, sampai hingga kini belum bisa melakukan akad Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) karena perbankan masih menunggu adanya aturan baru.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah sudah memutuskan beberapa kebijakan yang memudahkan bagi perkembangkan perumahan rakyat bersubsidi melalui Fasilitas Liquiditas Pembiayaan Perbankan (FLPP).
Kebijakan tersebut, diantaranya adalah penurunan uang muka yang sebelumnya 10 persen menjadi satu persen dan penurunan suku bunga KPR dari 7,5 persen menjadi 5 persen. “Perbankan, belum bisa memberikan KPR karena peraturannya belum diresmikan,” katanya, di saat pembukaan pameran REI Expo di Mal Ciputra Semarang, Kamis (26/3).
Dijelaskan Prijanto, peraturan baru dari pemerintah baru akan ditetapkan secara resmi pada bulan April yang akan datang. Itupun belum diketahui kapan waktunya. “Kalau peraturan itu sudah ditetapkan maka akan sangat membantu dalam upaya pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyararakat berpenghasilan rendah (MBR),” ucapnya.
Dia mengaku, anggota REI Jateng yang mengembangkan perumahan bersubsidi juga akan mendapatkan berapa kemudahan dari adanya aturan baru tersebut. Salah satunya adalah diberikannya kemudahan dalam hal perijinan dan juga proses pengadaan sertifikat tanah.” Mendagri sudah kirim surat kepada Bupati dan Walikota, untuk mempermudah perijinan, dan ada beberapa yang dipangkas sehingga mempercepat proses perijinan,” tuturnya.
Meskipun ada kebijakan yang memudahkan dan meringankan MBR untuk mendapatkan rumah sederhana, namun REI tidak terlalu optimis bisa memenuhi target pembangunan 1 juta rumah. Pasalnya, waktu yang diberikan cukup mepet, yakni hanya sembilan bulan itupun jika peraturan baru ditetapka pada bulan April. “Tetapi paling tidak sudah ada kebijakan yang memudahkan masyarakat dan juga pengembang,” terangnya.
Sementara itu, terkait dengan pameran REI Expo Jateng di Mal Ciputra Semarang Wakil Ketua REI Jateng Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Dibya K Hidayat menargetkan penjualan hingga Rp70 miliar.
“Untuk pameran kali ini diikuti oleh 12 pengembang dan dua pengembang apartemen. Dari seluruh pengembang yang ikut semunya pengembang perumahan menengah ke atas,” katanya.
Dia berharap, pada pameran kali ini terjadi peningkatan penjualan dibandingkan pameran sebelumnya, mengingat pada pameran sebelumnya mendapatkan hasil yang kurang memuaskan.”Saat ini trennya mulai ada kenaikan sehingga kita berharap penjualan rumah pun naik,” tandasnya.
(dmd)