Kekhawatiran Fed Rate Berkurang, Wall Street Menguat
A
A
A
NEW YORK - Indeks saham di Wall Street pada perdagangan awal pekan pascalibur Paskah berakhir menguat didukung ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menunda kembali waktu menaikkan suku bunga acuan (Fed rate) untuk mengimbangi lemahnya data tenaga kerja.
Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) pada Maret di bawah ekspektasi, dan menjadi yang terendah dalam lebih dari satu tahun terakhir. Sementara pasar saham AS ditutup sejak Jumat karena Paskah.
Sementara data ISM pada Senin menunjukkan bahwa laju pertumbuhan di sektor jasa AS turun pada Maret ke level terendah dalam tiga bulan.
"Sisi positif dari lemahnya data tenaga kerja yang dirilis pada Jumat lalu adalah suku bunga kemungkinan tidak akan naik dalam waktu dekat," kata Presiden LibertyView Capital Management Rick Meckler seperti dilansir dari Reuters, Selasa (7/4/2015).
The Fed diperkirakan baru akan menaikkan suku bunga acuannya pada akhir tahun ini untuk kali pertama dalam hampir satu dekade jika ekonomi, khususnya pasar tenaga kerja terus membaik.
Sektor utilitas di indeks S&P, yang positif ketika suku bunga rendah, naik 1,3% dan menjadi salah satu sektor dengan kinerja terbaik pada awal pekan.
Sementara sektor energi di indeks S&P naik 1,8%, memimpin kenaikan karena melonjaknya harga minyak mentah AS sebesar 6,1% setelah Arab Saudi menaikkan harga untuk penjualan ke Asia.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 117,61 poin atau 0,66% ke 17.880,85; indeks S&P 500 naik 13,66 poin atau 0,66% ke 2.080,62; dan Indeks Komposit Nasdaq bertambah 30,38 poin atau 0,62% ke 4.917,32.
Sekitar 6,2 miliar saham ditransaksikan di bursa AS, sama dengan rata-rata harian selama lima sesi perdagangan terakhir.
Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) pada Maret di bawah ekspektasi, dan menjadi yang terendah dalam lebih dari satu tahun terakhir. Sementara pasar saham AS ditutup sejak Jumat karena Paskah.
Sementara data ISM pada Senin menunjukkan bahwa laju pertumbuhan di sektor jasa AS turun pada Maret ke level terendah dalam tiga bulan.
"Sisi positif dari lemahnya data tenaga kerja yang dirilis pada Jumat lalu adalah suku bunga kemungkinan tidak akan naik dalam waktu dekat," kata Presiden LibertyView Capital Management Rick Meckler seperti dilansir dari Reuters, Selasa (7/4/2015).
The Fed diperkirakan baru akan menaikkan suku bunga acuannya pada akhir tahun ini untuk kali pertama dalam hampir satu dekade jika ekonomi, khususnya pasar tenaga kerja terus membaik.
Sektor utilitas di indeks S&P, yang positif ketika suku bunga rendah, naik 1,3% dan menjadi salah satu sektor dengan kinerja terbaik pada awal pekan.
Sementara sektor energi di indeks S&P naik 1,8%, memimpin kenaikan karena melonjaknya harga minyak mentah AS sebesar 6,1% setelah Arab Saudi menaikkan harga untuk penjualan ke Asia.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 117,61 poin atau 0,66% ke 17.880,85; indeks S&P 500 naik 13,66 poin atau 0,66% ke 2.080,62; dan Indeks Komposit Nasdaq bertambah 30,38 poin atau 0,62% ke 4.917,32.
Sekitar 6,2 miliar saham ditransaksikan di bursa AS, sama dengan rata-rata harian selama lima sesi perdagangan terakhir.
(rna)