Kelebihan dan Kekurangan Tinggal Di Apartemen
A
A
A
Tempat tinggal adalah awal langkah dimulainya harapan dan cita-cita seseorang. Jenis dan bentuk hunian pun kini semakin beragam. Tidak hanya bentuk tempat tinggal yang berbentuk rumah, kini tersedia apartemen, rumah dan toko (ruko) dan lainnya.
Minimnya lahan di kawasan metropolitan seperti di kota-kota besar berakibat pada mahalnya harganya tanah untuk tempat tinggal. Dan alternatif untuk memenuhi kebutuhan primer tersebut bisa diperoleh melalui hunian berbentuk vertikal, apartemen misalnya. Memilih apartemen sebagai tempat tinggal memang menjadi jawaban bagi kaum urban yang sibuk bekerja dan menuntut kesigapan serta kepraktisan.
Di sini ada perhitungan jarak, mobilitas kerja, dan sebagainya. Namun, di balik kenyamanan yang diberikan apartemen, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangannya. Sebagaimana dituturkan oleh Uzla Candora, seorang model dan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Depok. “Saya tinggal di apartemen sudah satu setengah tahun. Alasannya karena fasilitas yang lebih memadai dibandingkan rumah kos atau kontrakan.
Kekurangannya adalah mahalnya tagihan listrik yang jauh lebih besar dibandingkan rumah. Saya pernah mengalami, tagihan listrik untuk satu bulan pernah sampai Rp3,5 juta. Kelebihannya nyaman dan terfasilitasi,” tuturnya. Hal senada dituturkan oleh Rabia Edra, seorang karyawan swasta di Jakarta. “Tinggal di apartemen karena aksesnya yang jauh lebih mudah serta fasilitas yang ditawarkan apartemen lebih baik dari rumah kos. Juga dari segi keamanan lebih terjamin.
Kekurangannya susah untuk bersosialisasi karena aktivitas lebih banyak di dalam kamar apartemen ketimbang berkumpul dengan penghuni yang lain. Juga sulitnya akses untuk mobilitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti ingin jajan dan sebagainya karena harus melalui banyak tangga atau liftyang banyak,” katanya.
Kini kebutuhan tempat tinggal bisa dipenuhi dengan beragamnya penawaran serta kelebihan dan kekurangan masingmasing. Kenyamanan dan pemenuhan kebutuhan memang tergantung pemilik hunian. Ada yang terbiasa dengan rumah, ada yang mulai terbiasa dengan hunian vertikal seperti apartemen.
Muhamad marwaan
Minimnya lahan di kawasan metropolitan seperti di kota-kota besar berakibat pada mahalnya harganya tanah untuk tempat tinggal. Dan alternatif untuk memenuhi kebutuhan primer tersebut bisa diperoleh melalui hunian berbentuk vertikal, apartemen misalnya. Memilih apartemen sebagai tempat tinggal memang menjadi jawaban bagi kaum urban yang sibuk bekerja dan menuntut kesigapan serta kepraktisan.
Di sini ada perhitungan jarak, mobilitas kerja, dan sebagainya. Namun, di balik kenyamanan yang diberikan apartemen, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangannya. Sebagaimana dituturkan oleh Uzla Candora, seorang model dan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Depok. “Saya tinggal di apartemen sudah satu setengah tahun. Alasannya karena fasilitas yang lebih memadai dibandingkan rumah kos atau kontrakan.
Kekurangannya adalah mahalnya tagihan listrik yang jauh lebih besar dibandingkan rumah. Saya pernah mengalami, tagihan listrik untuk satu bulan pernah sampai Rp3,5 juta. Kelebihannya nyaman dan terfasilitasi,” tuturnya. Hal senada dituturkan oleh Rabia Edra, seorang karyawan swasta di Jakarta. “Tinggal di apartemen karena aksesnya yang jauh lebih mudah serta fasilitas yang ditawarkan apartemen lebih baik dari rumah kos. Juga dari segi keamanan lebih terjamin.
Kekurangannya susah untuk bersosialisasi karena aktivitas lebih banyak di dalam kamar apartemen ketimbang berkumpul dengan penghuni yang lain. Juga sulitnya akses untuk mobilitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti ingin jajan dan sebagainya karena harus melalui banyak tangga atau liftyang banyak,” katanya.
Kini kebutuhan tempat tinggal bisa dipenuhi dengan beragamnya penawaran serta kelebihan dan kekurangan masingmasing. Kenyamanan dan pemenuhan kebutuhan memang tergantung pemilik hunian. Ada yang terbiasa dengan rumah, ada yang mulai terbiasa dengan hunian vertikal seperti apartemen.
Muhamad marwaan
(bbg)