Permintaan Minyak Naik, Iran Justru Serukan Pangkas Produksi
A
A
A
LONDON - Badan Energi Internasional (IEA) merilis bahwa permintaan minyak tahun ini akan naik melampaui perkiraan sebelumnya.
Seperti dilansir CNBC, IEA menyebut bahwa perkiraan naiknya permintaan minyak pada tahun ini di tengah seruan Iran kepada sesama anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memangkas produksi.
Harga minyak saat ini diperdagangkan sekitar separuh dari harga Juni tahun lalu, sehingga sulit bagi sejumlah negara dan perusahaan yang memproduksinya mendapat keuntungan.
Meskipun harga rendah, beberapa produsen minyak terus meningkatkan pasokan, kendati Arab Saudi sebagai eksportir minyak terbesar OPEC bertaruh bahwa harga yang lebih rendah akan membuat harga produksi minyak Amerika Serikat (AS) kurang ekonomis. Beberapa produsen kecil minyak di Timur Tengah merasakan dampak dari rendahnya harga.
Menurut situs Kementerian Minyak Iran, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh meminta OPEC untuk memangkas kuota produksi, setidaknya 5% pada Selasa lalu.
Hal ini menyusul kesepakatan negara kekuatan dunia dengan Iran atas program nuklirnya, yang mengarah kepada kekhawatiran terhadap berlanjutnya kelebihan pasokan di pasar minyak jika sanksi terhadap Iran dicabut.
EIA memperkirakan, permintaan minyak global akan berlanjut. Diperkirakan permintaan mencapai 93,6 juta barel per hari (bph) pada 2015, meningkat dari perkiraan sebelumnya sebanyak 90 juta bph.
Pasokan minyak naik sekitar 1 juta bph pada Maret, menjadi 95,2 bph, dengan produksi OPEC mengalami kenaikan bulanan tertinggi dalam hampir empat tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dinamika penawaran dan permintaan masih mengalami penyesuaian lebih lanjut sebelum harga minyak pulih.
Seperti dilansir CNBC, IEA menyebut bahwa perkiraan naiknya permintaan minyak pada tahun ini di tengah seruan Iran kepada sesama anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memangkas produksi.
Harga minyak saat ini diperdagangkan sekitar separuh dari harga Juni tahun lalu, sehingga sulit bagi sejumlah negara dan perusahaan yang memproduksinya mendapat keuntungan.
Meskipun harga rendah, beberapa produsen minyak terus meningkatkan pasokan, kendati Arab Saudi sebagai eksportir minyak terbesar OPEC bertaruh bahwa harga yang lebih rendah akan membuat harga produksi minyak Amerika Serikat (AS) kurang ekonomis. Beberapa produsen kecil minyak di Timur Tengah merasakan dampak dari rendahnya harga.
Menurut situs Kementerian Minyak Iran, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh meminta OPEC untuk memangkas kuota produksi, setidaknya 5% pada Selasa lalu.
Hal ini menyusul kesepakatan negara kekuatan dunia dengan Iran atas program nuklirnya, yang mengarah kepada kekhawatiran terhadap berlanjutnya kelebihan pasokan di pasar minyak jika sanksi terhadap Iran dicabut.
EIA memperkirakan, permintaan minyak global akan berlanjut. Diperkirakan permintaan mencapai 93,6 juta barel per hari (bph) pada 2015, meningkat dari perkiraan sebelumnya sebanyak 90 juta bph.
Pasokan minyak naik sekitar 1 juta bph pada Maret, menjadi 95,2 bph, dengan produksi OPEC mengalami kenaikan bulanan tertinggi dalam hampir empat tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dinamika penawaran dan permintaan masih mengalami penyesuaian lebih lanjut sebelum harga minyak pulih.
(rna)