Proyek LRT Adhi Karya Dilirik Bank China
A
A
A
JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) akan melakukan pembanguan proyek Light Rail Transit (LRT). Proses pembiayaannya mulai dilirik perbankan asal China.
Direktur Keuangan Adhi Karya Supardi menjelaskan, perseroan saat ini sedang mencari tambahan pendanaan, baik dari bank plat merah dalam negeri maupun dari luar negeri.
"Dari sisi funding, pada saat Ibu Menteri ke China mungkin dari China Development Bank bicara mereka supaya dapat rate yang baik. Semua dalam proses, selama proyek bagus enggak ada masalah," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/4/2015).
Selain dari pinjaman, proyek transportasi massal gagasan Jokowi tersebut juga dibiayai dari dana right issue yang akan dilakukan perseroan pada Juni mendatang.
"Penggunaan PMN untuk proyek tranportasi dan stasiun masal LRT Cawang-Kuningan-Dukuh Atas dan properti transportation oriented development di stasiun," jelas Supardi.
Sekadar informasi, proyek LRT membutuhkan dana tidak sedikit. Untuk moda transportasinya membutuhkan dana sekitar Rp6,7 triliun sampai Rp6,8 triliun.
Sementara infrastruktur stasiun sekitar Rp3 triliun lebih. Diperkirakan untuk keseluruhan perseroan diperkirakan membutuhkan dana Rp9,9 triliun.
Direktur Keuangan Adhi Karya Supardi menjelaskan, perseroan saat ini sedang mencari tambahan pendanaan, baik dari bank plat merah dalam negeri maupun dari luar negeri.
"Dari sisi funding, pada saat Ibu Menteri ke China mungkin dari China Development Bank bicara mereka supaya dapat rate yang baik. Semua dalam proses, selama proyek bagus enggak ada masalah," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/4/2015).
Selain dari pinjaman, proyek transportasi massal gagasan Jokowi tersebut juga dibiayai dari dana right issue yang akan dilakukan perseroan pada Juni mendatang.
"Penggunaan PMN untuk proyek tranportasi dan stasiun masal LRT Cawang-Kuningan-Dukuh Atas dan properti transportation oriented development di stasiun," jelas Supardi.
Sekadar informasi, proyek LRT membutuhkan dana tidak sedikit. Untuk moda transportasinya membutuhkan dana sekitar Rp6,7 triliun sampai Rp6,8 triliun.
Sementara infrastruktur stasiun sekitar Rp3 triliun lebih. Diperkirakan untuk keseluruhan perseroan diperkirakan membutuhkan dana Rp9,9 triliun.
(izz)