Eksplorasi Material Pagar
A
A
A
Tidak hanya berfungsi untuk menjaga privasi dan keamanan rumah, pagar juga harus tampil menarik. Bukan cuma desain pagar yang mesti diperhatikan, pilihan bahannya pun ikut menentukan karena bakal memengaruhi tampilan rumah secara keseluruhan.
Terdapat banyak material yang bisa digunakan untuk pagar, mulai bahan kayu, logam, batu, hingga tanaman. Untuk menjaga kesatuan antara desain pagar dengan desain bangunan, pilihan material sebaiknya disesuaikan dengan model dan fasad bangunan atau nuansa yang ingin ditampilkan karena masing-masing material memiliki karakteristik dan kesan yang ditimbulkan.
“Penggunaan bahan pagar yang tepat, selain memengaruhi bentuk pagar, juga dapat memanipulasi mata, menciptakan kesan lebih pendek atau lebih tinggi, juga mengatur kontak visual bangunan dan lingkungan sekitarnya,” sebut arsitek Denny Indra. Bereksplorasi pada material yang digunakan untuk pagar bakal menciptakan tampilan yang tidak hanya unik dan menarik, juga melengkapi desain rumah secara keseluruhan.
Anda pun bisa memilih bahan-bahan yang sesuai dengan gaya Anda. Salah satu material yang sering digunakan untuk pagar adalah logam. Jenis material logam yang sering digunakan untuk pagar, antara lain besi polos, hollow , galvanis, besi tempa, stainless steel , dan baja. Material logam tergolong kuat, mudah difinishing , dan gampang dibentuk sesuai selera.
“Pagar besi bisa berbentuk railing atau lembaran yang diberi lubang sebagai aksen. Agar tahan lama, tambahkan lapisan antikarat saat finishing. Bila kita ingin tambahkan variasi, padukan dengan material lain, seperti batu bata di bagian bawahnya. Model pagar seperti ini lebih pas diterapkan di hunian bergaya modern,” kata Denny.
Jika Anda ingin lebih berkreasi, bisa saja mengombinasikan dua material yang berbeda. Menerapkan kombinasi bahan pagar dapat dilakukan untuk memberi aksen menarik pada tampilan pagar. Selain itu, eksplorasi desain lebih maksimal karena tidak terpaku pada jenis bahan. Untuk tampilan yang natural serta memberi kesan hangat dan ramah, kayu banyak jadi pilihan.
Pilihlah jenis kayu yang tahan cuaca dan rayap seperti kayu ulin atau merbau. Untuk finishing -nya, bisa menggunakan cat, melamik, atau pelitur. Pagar kayu bisa dibuat dari potongan papan yang disusun secara vertikal, horizontal, atau mosaik, sesuai kreativitas Anda saja. Saat ini terdapat jenis kayu artifisial yang tahan cuaca, namun tetap menampilkan tekstur kayu di permukaannya. Jenis material ini mungkin bisa dipilih. Jika Anda ingin lebih natural, boleh menggunakan semen ekspose.
Material ini merupakan plesteran batu bata yang tampil tanpa finishing halus (acian). “Untuk aplikasinya, bisa ditampilkan secara polos atau dibuat gurat-gurat horizontal dengan bantuan alat khusus. Jika ingin lebih variatif lagi, bisa kita memberikan lubang atau dibuat tidak beraturan (tinggi-rendah),” saran Denny.
Bila Anda ingin rumah terlihat lebih natural, bisa mengaplikasikan pagar dari tanaman. Nah yang harus diingat bila Anda ingin menggunakan jenis pagar ini, jangan memilih tanaman pangkas karena tanaman tersebut memerlukan perawatan yang tinggi. Agar tampilan pagar tetap pada model sebelumnya yang rapi dan tidak berantakan, Anda harus memangkas secara rutin dua minggu sekali.
“Sebaiknya pilih jenis tanaman yang tidak perlu dipangkas, seperti tanaman puring yang memiliki banyak varian daun dan bunga, tanaman berbunga indah seperti bunga sepatu dan kemuning, atau tanaman hijau seperti perdu,” timpal desainer lanskap Herlin Wibowo.
Herlin menyebutkan, tinggi optimal tanaman pagar 1,5 meter dengan ketebalan antara 30 sampai 50 cm. Semakin tebal, tentu akan semakin meredam kebisingan. Jika Anda kreatif, tanaman pagar bisa dibentuk dengan model sesuai selera, yang dapat kapan saja diubah bentuknya jika Anda mulai bosan tanpa harus keluar biaya besar.
Aprilia s andyna
Terdapat banyak material yang bisa digunakan untuk pagar, mulai bahan kayu, logam, batu, hingga tanaman. Untuk menjaga kesatuan antara desain pagar dengan desain bangunan, pilihan material sebaiknya disesuaikan dengan model dan fasad bangunan atau nuansa yang ingin ditampilkan karena masing-masing material memiliki karakteristik dan kesan yang ditimbulkan.
“Penggunaan bahan pagar yang tepat, selain memengaruhi bentuk pagar, juga dapat memanipulasi mata, menciptakan kesan lebih pendek atau lebih tinggi, juga mengatur kontak visual bangunan dan lingkungan sekitarnya,” sebut arsitek Denny Indra. Bereksplorasi pada material yang digunakan untuk pagar bakal menciptakan tampilan yang tidak hanya unik dan menarik, juga melengkapi desain rumah secara keseluruhan.
Anda pun bisa memilih bahan-bahan yang sesuai dengan gaya Anda. Salah satu material yang sering digunakan untuk pagar adalah logam. Jenis material logam yang sering digunakan untuk pagar, antara lain besi polos, hollow , galvanis, besi tempa, stainless steel , dan baja. Material logam tergolong kuat, mudah difinishing , dan gampang dibentuk sesuai selera.
“Pagar besi bisa berbentuk railing atau lembaran yang diberi lubang sebagai aksen. Agar tahan lama, tambahkan lapisan antikarat saat finishing. Bila kita ingin tambahkan variasi, padukan dengan material lain, seperti batu bata di bagian bawahnya. Model pagar seperti ini lebih pas diterapkan di hunian bergaya modern,” kata Denny.
Jika Anda ingin lebih berkreasi, bisa saja mengombinasikan dua material yang berbeda. Menerapkan kombinasi bahan pagar dapat dilakukan untuk memberi aksen menarik pada tampilan pagar. Selain itu, eksplorasi desain lebih maksimal karena tidak terpaku pada jenis bahan. Untuk tampilan yang natural serta memberi kesan hangat dan ramah, kayu banyak jadi pilihan.
Pilihlah jenis kayu yang tahan cuaca dan rayap seperti kayu ulin atau merbau. Untuk finishing -nya, bisa menggunakan cat, melamik, atau pelitur. Pagar kayu bisa dibuat dari potongan papan yang disusun secara vertikal, horizontal, atau mosaik, sesuai kreativitas Anda saja. Saat ini terdapat jenis kayu artifisial yang tahan cuaca, namun tetap menampilkan tekstur kayu di permukaannya. Jenis material ini mungkin bisa dipilih. Jika Anda ingin lebih natural, boleh menggunakan semen ekspose.
Material ini merupakan plesteran batu bata yang tampil tanpa finishing halus (acian). “Untuk aplikasinya, bisa ditampilkan secara polos atau dibuat gurat-gurat horizontal dengan bantuan alat khusus. Jika ingin lebih variatif lagi, bisa kita memberikan lubang atau dibuat tidak beraturan (tinggi-rendah),” saran Denny.
Bila Anda ingin rumah terlihat lebih natural, bisa mengaplikasikan pagar dari tanaman. Nah yang harus diingat bila Anda ingin menggunakan jenis pagar ini, jangan memilih tanaman pangkas karena tanaman tersebut memerlukan perawatan yang tinggi. Agar tampilan pagar tetap pada model sebelumnya yang rapi dan tidak berantakan, Anda harus memangkas secara rutin dua minggu sekali.
“Sebaiknya pilih jenis tanaman yang tidak perlu dipangkas, seperti tanaman puring yang memiliki banyak varian daun dan bunga, tanaman berbunga indah seperti bunga sepatu dan kemuning, atau tanaman hijau seperti perdu,” timpal desainer lanskap Herlin Wibowo.
Herlin menyebutkan, tinggi optimal tanaman pagar 1,5 meter dengan ketebalan antara 30 sampai 50 cm. Semakin tebal, tentu akan semakin meredam kebisingan. Jika Anda kreatif, tanaman pagar bisa dibentuk dengan model sesuai selera, yang dapat kapan saja diubah bentuknya jika Anda mulai bosan tanpa harus keluar biaya besar.
Aprilia s andyna
(ars)