Harga CPO Turun, UNSP Tetap Optimistis Kinerja Tumbuh
A
A
A
JAKARTA - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) tetap optimistis kinerja perseroan akan terus tumbuh tahun ini, meskipun saat ini perseroan tengah dihadapkan oleh penurunan harga minyak sawit (CPO).
Direktur Investor Relation UNSP Andi W Setianto mengatakan, optimisme ini didukung oleh upaya-upaya peningkatan produktivitas yang terus dilakukan perseroan melalui serangkaian program revitalisasi, seperti perawatan kebun dan penggunaan bibit unggul.
"Apalagi berdasarkan siklus, produksi sawit biasanya mulai meningkat pada kuartal kedua dan mencapai puncaknya di kuartal terakhir setiap tahun. Tahun ini kami optimis tumbuh jika dibanding tahun 2014," katanya dalam rilis di Jakarta, Jumat (1/5/2015).
Dia mengatakan, membaiknya kinerja perseroan dibuktikan dengan berhasilnya UNSP keluar dari tren penurunan harga komoditas sawit yang berlangsung sejak 2011 hingga kuartal I/2015.
Meski harga komoditas sawit utama pada kuartal I/2015 terus melemah ke level terendah USD600/ton FOB Malaysia, namun perseroan masih mampu membukukan nilai penjualan sebesar Rp511 miliar dan laba kotor Rp119 miliar di kuartal I/2015.
"Kami bekerja keras mengatasi kondisi air di kebun akibat kemarau panjang tahun lalu dengan sebaik-baiknya. Hasilnya kami harapkan bisa terlihat di kuartal-kuartal berikutnya. Optimalisasi produktivitas pabrik juga dilakukan dengan pembelian sawit dan karet dari petani," paparnya.
Andi melanjutkan, melalui unit usaha kerja sama patungan PT ASD-Bakrie Oil Palm Seed Indonesia, perseroan juga telah melakukan inovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luasan lahan kebun yang sama.
Bibit unggul ASD-BSP ini berpotensi menghasilkan 40 ton tandan buah segar (TBS) per hektare (ha) tiap tahunnya.
Saat ini, dengan luas pertanaman sawit nasional kurang lebih 10 juta ha, total produksi hanya sekitar 30 juta ton CPO per tahun. Dengan bibit unggul maka potensi produktivitas bisa meningkat menjadi 80 juta ton CPO per tahun.
Direktur Utama UNSP M Iqbal Zainuddin menambahkan, strategi fokus ke produktivitas yang berkelanjutan (sustainable) akan lebih banyak lagi dirasakan dampak positifnya dalam jangka menengah dan panjang.
"Kami optimistis dalam jangka menengah dan panjang perseroan akan kembali bangkit menemukan momentum yang terbaik menjadi salah satu perusahaan perkebunan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat," pungkas dia.
Direktur Investor Relation UNSP Andi W Setianto mengatakan, optimisme ini didukung oleh upaya-upaya peningkatan produktivitas yang terus dilakukan perseroan melalui serangkaian program revitalisasi, seperti perawatan kebun dan penggunaan bibit unggul.
"Apalagi berdasarkan siklus, produksi sawit biasanya mulai meningkat pada kuartal kedua dan mencapai puncaknya di kuartal terakhir setiap tahun. Tahun ini kami optimis tumbuh jika dibanding tahun 2014," katanya dalam rilis di Jakarta, Jumat (1/5/2015).
Dia mengatakan, membaiknya kinerja perseroan dibuktikan dengan berhasilnya UNSP keluar dari tren penurunan harga komoditas sawit yang berlangsung sejak 2011 hingga kuartal I/2015.
Meski harga komoditas sawit utama pada kuartal I/2015 terus melemah ke level terendah USD600/ton FOB Malaysia, namun perseroan masih mampu membukukan nilai penjualan sebesar Rp511 miliar dan laba kotor Rp119 miliar di kuartal I/2015.
"Kami bekerja keras mengatasi kondisi air di kebun akibat kemarau panjang tahun lalu dengan sebaik-baiknya. Hasilnya kami harapkan bisa terlihat di kuartal-kuartal berikutnya. Optimalisasi produktivitas pabrik juga dilakukan dengan pembelian sawit dan karet dari petani," paparnya.
Andi melanjutkan, melalui unit usaha kerja sama patungan PT ASD-Bakrie Oil Palm Seed Indonesia, perseroan juga telah melakukan inovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luasan lahan kebun yang sama.
Bibit unggul ASD-BSP ini berpotensi menghasilkan 40 ton tandan buah segar (TBS) per hektare (ha) tiap tahunnya.
Saat ini, dengan luas pertanaman sawit nasional kurang lebih 10 juta ha, total produksi hanya sekitar 30 juta ton CPO per tahun. Dengan bibit unggul maka potensi produktivitas bisa meningkat menjadi 80 juta ton CPO per tahun.
Direktur Utama UNSP M Iqbal Zainuddin menambahkan, strategi fokus ke produktivitas yang berkelanjutan (sustainable) akan lebih banyak lagi dirasakan dampak positifnya dalam jangka menengah dan panjang.
"Kami optimistis dalam jangka menengah dan panjang perseroan akan kembali bangkit menemukan momentum yang terbaik menjadi salah satu perusahaan perkebunan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat," pungkas dia.
(rna)