Target Penjualan Mobil Direvisi
A
A
A
JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi target penjualan mobil dari 1,2 juta unit menjadi 1,1 juta unit untuk tahun 2015.
Ini mempertimbangkan turunnya daya beli masyarakat yang menyebabkan penjualan selama kuartal pertama tahun ini turun 15%. ”Saya sudah ngomong dua minggu lalu soal revisi, tapi kita mau rapat lagi apa jadi 1,1 juta unit atau turun lagi,” ujar Ketua Gaikindo Sudirman Maman Rusdi seusai workshop ”Masa Depan Industri Automotif Indonesia” di Kementerian Perindustrian, Jakarta, belum lama ini.
Sudirman menjelaskan, Maret lalu penjualan memang naik hingga ke angka 90.000 unit. Namun, dari seluruh penjualan itu, sebesar 75% penjualan berupa kredit dan hampir 70% konsumen meminta tenornya diperpanjang empat hingga lima tahun. ”Itu kan artinya sebetulnya konsumen butuh mobil, tapi daya beli enggak ada. Akhirnya (tenor kredit) diperpanjang,” ucapnya.
Menurut Sudirman, pada kuartal II penjualan akan membaik sejalan dengan diggelontorkannya dana untuk infrastruktur pada Mei. ”Mudahmudahan bisa membangkitkan karena sekarang yang makin tertekan market -nya kendaraan komersial seperti truk. Kalau infrastruktur jalan itu naik, akan diikuti oleh kendaraan penumpang. Siklusnya seperti itu,” ungkapnya.
Terkait ekspor, lanjut Sudirman, Gaikindo tetap akan berusaha memenuhi keinginan pemerintah agar bisa ditingkatkan menjadi 600.000 unit. Menurut dia, Gaikindo akan berbicara dengan prinsipal untuk mencari peluang ekspor ke negara lain.
Seperti diketahui bahwa ekspor mobil Indonesia kebanyakan ke Timur Tengah. Ekonomi kawasan itu kini tengah dilanda pengetatan akibat turunnya harga minya. Karena itu, sekarang Indonesia harus mencari pasar baru atau meluncurkan produk baru agar ekspor tidak turun.
Direktur Industri Alat Transportasi Darat Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Soerjono mengatakan, tahun depan ekspor akan turun jika Indonesia tak berhasil menemukan pasar baru atau memproduksi produk sesuai tren pasar global.
Oktiani endarwati
Ini mempertimbangkan turunnya daya beli masyarakat yang menyebabkan penjualan selama kuartal pertama tahun ini turun 15%. ”Saya sudah ngomong dua minggu lalu soal revisi, tapi kita mau rapat lagi apa jadi 1,1 juta unit atau turun lagi,” ujar Ketua Gaikindo Sudirman Maman Rusdi seusai workshop ”Masa Depan Industri Automotif Indonesia” di Kementerian Perindustrian, Jakarta, belum lama ini.
Sudirman menjelaskan, Maret lalu penjualan memang naik hingga ke angka 90.000 unit. Namun, dari seluruh penjualan itu, sebesar 75% penjualan berupa kredit dan hampir 70% konsumen meminta tenornya diperpanjang empat hingga lima tahun. ”Itu kan artinya sebetulnya konsumen butuh mobil, tapi daya beli enggak ada. Akhirnya (tenor kredit) diperpanjang,” ucapnya.
Menurut Sudirman, pada kuartal II penjualan akan membaik sejalan dengan diggelontorkannya dana untuk infrastruktur pada Mei. ”Mudahmudahan bisa membangkitkan karena sekarang yang makin tertekan market -nya kendaraan komersial seperti truk. Kalau infrastruktur jalan itu naik, akan diikuti oleh kendaraan penumpang. Siklusnya seperti itu,” ungkapnya.
Terkait ekspor, lanjut Sudirman, Gaikindo tetap akan berusaha memenuhi keinginan pemerintah agar bisa ditingkatkan menjadi 600.000 unit. Menurut dia, Gaikindo akan berbicara dengan prinsipal untuk mencari peluang ekspor ke negara lain.
Seperti diketahui bahwa ekspor mobil Indonesia kebanyakan ke Timur Tengah. Ekonomi kawasan itu kini tengah dilanda pengetatan akibat turunnya harga minya. Karena itu, sekarang Indonesia harus mencari pasar baru atau meluncurkan produk baru agar ekspor tidak turun.
Direktur Industri Alat Transportasi Darat Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Soerjono mengatakan, tahun depan ekspor akan turun jika Indonesia tak berhasil menemukan pasar baru atau memproduksi produk sesuai tren pasar global.
Oktiani endarwati
(ftr)