Defisit Perdagangan AS Meningkat

Kamis, 07 Mei 2015 - 09:35 WIB
Defisit Perdagangan AS Meningkat
Defisit Perdagangan AS Meningkat
A A A
WASHINGTON - Defisit perdagangan Amerika Serikat (AS) membengkak pada Maret mencapai level tertinggi dalam enam setengah tahun. Kondisi ini menunjukkan ekonomi menyusut pada kuartal I/2015. Lonjakan impor terjadi setelah berakhirnya mogok kerja di pelabuhan Pantai Barat dan dolar yang tetap kuat.

Defisit ini membuat prediksi pertumbuhan kuartal I/2015 yang semula 0,2% menjadi kemungkinan menyusut tanpa ada momentum saat memasuki kuartal II/2015. ”DefisitperdaganganUSD51,4 miliar pada Maret, terbesar sejak Oktober 2008 saat krisis keuangan,” ungkap Departemen Perdagangan AS, dikutip kantor berita AFP . Defisit membengkak lebih dari 40% dari Februari, terbesar sejak 1996. Defisit Februari sebesar USD35,9 miliar, menurun tajam dari Januari.

Defisit Maret itu melebihi proyeksi analis USD40 miliar saat nilai impor melebihi ekspor. Impor melonjak 7,7%, rekor peningkatan terbesar bulanan, menjadi USD239,2 miliar dari USD222,1 miliar pada Februari. Menguatnya dolar membuat produk impor menjadi lebih murah sehingga impor barangbarang konsumen mencapai rekor USD54,2 miliar. Ekspor tumbuh 0,9% menjadi USD187,8 miliar di saat ekonomi global melemah dan saat dolar yang kuat membuat barang dan jasa AS lebih mahal untuk dibeli.

Berakhirnya mogok kerja di sejumlah pelabuhan Pantai Barat pada Februari mengakibatkan membanjirnya produk impor yang telah tertunda pengirimannya selama beberapa bulan. ”Pengurangan stok dari kekacauan pelabuhan Pantai Barat ditambah dampak menguatnya dolar mengakibatkan defisit terbesar sejak 2008,” ujar Kyle Hillman dari Moody’s Analytics.

Impor minyak turun menjadi USD15,4 miliar, terendah sejak September 2004, dibantu oleh penurunan harga. Ratarata harga minyak mentah impor sebesar USD46,47 per barel, level yang tercapai pada Maret 2009. Data perdagangan barang menunjukkan defisit berkurang dengan Kanada, mitra dagang AS terbesar, menjadi USD762 juta pada Maret, saat AS menjual mobil lebih banyak ke Kanada dan mengimpor minyak dengan harga lebih murah.

Adapun, defisit perdagangan barang dengan China meningkat menjadi USD31,2 miliar dari USD22,5 miliar, dipicu impor telepon mobile dan komputer. Analis menekankan perbedaan tajam data perdagangan Februari dan Maret mungkin lebih banyak dipengaruhi penundaan yang terjadi di pelabuhan Pantai Barat dan dampaknya berkurang pada Maret.

”Kami tidak melihat defisit perdagangan besar sebagai tren baru bagi AS. Kami perkirakan neraca perdagangan secara keseluruhan selama beberapa kuartal mendatang tetap diwarnai konsumsi domestik yang kuat dengan penguatan dolar mendorong pertumbuhan impor,” ujar analis Barclays, Jesse Hurwitz.

Ian Shepherdson dari Pantheon Macroeconomics menjelaskan, defisit perdagangan Maret itu lebih besar dibandingkan proyeksi pemerintah dalam laporan kuartal I/2015 untuk pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). ”Ekonomi sangat mungkin menyusut pada kuartal pertama seperti yang terjadi tahun lalu. Pertumbuhan kemudian ratarata 4,8% pada dua kuartal selanjutnya, jadi tidak perlu pesimistis,” katanya.

”Tampaknya kita akan mengalami PDB negatif untuk kuartal pertama, hanya berdasarkan perdagangan, tapi kami perkirakan penguatan kembali pada kuartal kedua. Banyak kendala yang kami lihat pada kuartal pertama telah berkurang,” ujar Jacob Oubina, ekonom AS senior di RBC Capital Markets, New York, pada kantor berita Reuters.

Dalam laporan terpisah, Institute for Supply Management menjelaskan, indeks sektor jasa meningkat menjadi 57,8 bulan lalu, tertinggi sejak November, dari 56,5 pada Maret. Data di atas 50 menunjukkan ekspansi pada sektor jasa. ”Ada sedikit alasan untuk meyakini bahwa potensi penyusutan pada PDB kuartal pertama sebagai awal penurunan serius pada ekonomi AS,” ujar Paul Ashworth, kepala ekonom AS di Capital Economics, Toronto.

Sejumlah perusahaan melaporkan peningkatan pesanan baru dan pesanan backlog. Ekspor minyak berada pada level terendah sejak Februari 2011. Ekspor ke Uni Eropa naik 8,6%, dan ekspor ke Jerman mencapai level tertinggi sejak Oktober 2008. AS menjual lebih sedikit barang dan jasa pada Brasil sejak April 2010. Ekspor ke Kanada dan Meksiko naik pada Maret.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4578 seconds (0.1#10.140)