Singgung Kesetaraan Ekonomi di Davos, Bahlil: Duduk sama Rendah, Berdiri sama Tinggi
Kamis, 19 Januari 2023 - 18:15 WIB
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan, kesetaraan antara negara berkembang dengan negara maju merupakan faktor penting untuk didorong oleh seluruh negara. Pandangan itu ia sampaikan dalam diskusi interaktif dalam rangkaian kegiatan World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2023 di Davos, Swiss.
Bahlil menyatakan bahwa transfer teknologi adalah bagian yang terpenting dalam rangka pemerataan untuk memberikan nilai tambah dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs).
“Tidak ada artinya pertumbuhan negara tinggi tanpa ada pemerataan pertumbuhan. Maka konsep kami adalah harus ada kolaborasi antara pengusaha daerah, investor asing, dengan masyarakat setempat agar dapat tumbuh bersama-sama,” tegas Bahlil dalam keterangannya dikutip Kamis (19/1/2023).
Menurut Bahlil, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap rantai pasok global karena dunia hanya terfokus pada satu kawasan tertentu untuk membangun pusat manufaktur. Sehingga ketika datang gejolak seperti pandemi kemarin, terjadi pemutusan rantai pasok global.
“Harusnya kita mampu menciptakan kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi baru, sehingga apabila terjadi masalah lagi, kita mampu menghadapi bersama. Ide-ide negara berkembang juga harus diperhatikan oleh negara maju. Kita duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, bersama-sama berkolaborasi untuk membawa dunia ke arah yang lebih baik,” pungkas Bahlil.
Baca Juga
Bahlil menyatakan bahwa transfer teknologi adalah bagian yang terpenting dalam rangka pemerataan untuk memberikan nilai tambah dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs).
“Tidak ada artinya pertumbuhan negara tinggi tanpa ada pemerataan pertumbuhan. Maka konsep kami adalah harus ada kolaborasi antara pengusaha daerah, investor asing, dengan masyarakat setempat agar dapat tumbuh bersama-sama,” tegas Bahlil dalam keterangannya dikutip Kamis (19/1/2023).
Menurut Bahlil, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap rantai pasok global karena dunia hanya terfokus pada satu kawasan tertentu untuk membangun pusat manufaktur. Sehingga ketika datang gejolak seperti pandemi kemarin, terjadi pemutusan rantai pasok global.
“Harusnya kita mampu menciptakan kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi baru, sehingga apabila terjadi masalah lagi, kita mampu menghadapi bersama. Ide-ide negara berkembang juga harus diperhatikan oleh negara maju. Kita duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, bersama-sama berkolaborasi untuk membawa dunia ke arah yang lebih baik,” pungkas Bahlil.
(uka)
tulis komentar anda