Di Davos Menteri ESDM Curhat: Butuh USD1 Triliun untuk Kejar Target NZE 2060
Jum'at, 20 Januari 2023 - 19:59 WIB
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyampaikan bahwa net zero emission ( NZE ) hanya bisa dicapai melalui kemajuan teknologi, mendorong inovasi, dan perbaikan secara konstan.
"Lebih dari itu, transisi energi juga butuh komitmen kuat," kata Menteri Arifin saat sesi panel di Paviliun Indonesia yang digelar di Davos, Swiss, 16-20 Januari 2023, pada agenda World Economic Forum (WEF) 2023, dikutip MNC Portal Indonesia dalam laman resmi Kementerian ESDM, Jumat (20/1/2023).
Soal kemajuan teknologi, Arifin mencontohkan, teknologi canggih dibutuhkan untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan. Misalnya, sistem teknologi penyimpanan, yang berkembang pesat di sektor pembangkit tenaga listrik dan transportasi.
Lebih lanjut Arifin menyampaikan, dalam peta jalan NZE Indonesia, lebih dari 56 giga watt (GW) Battery Energy Storage System (BESS) dan ratusan juta kendaraan listrik akan beroperasi tahun 2060.
"Ini membuka ruang yang sangat besar dan potensial untuk investasi. Dibutuhkan lebih dari USD40 miliar pendanaan untuk program ini," ujar Arifin, di depan hadirin dari berbagai perusahaan global dan nasional yang mengikuti sesi ini.
Contoh lainnya adalah teknologi solar PV bisa meningkatkan efisiensi untuk memproduksi keluaran tenaga yang lebih besar. Indonesia berencana membangun 420 GW solar PV yang akan terpasang pada 2060 dengan kebutuhan investasi tak kurang dari USD160 miliar.
Arifin mengakui, perjalanan Indonesia mencapai target NZE akan biaya yang tidak sedikit. Butuh dana investasi yang sangat besar, lebih dari USD1 triliun sampai 2060.
"Kebutuhan dana makin besar saat pembangkit listrik tenaga batu bara dihentikan lebih cepat dan digantikan dengan listrik EBT," tukasnya.
"Lebih dari itu, transisi energi juga butuh komitmen kuat," kata Menteri Arifin saat sesi panel di Paviliun Indonesia yang digelar di Davos, Swiss, 16-20 Januari 2023, pada agenda World Economic Forum (WEF) 2023, dikutip MNC Portal Indonesia dalam laman resmi Kementerian ESDM, Jumat (20/1/2023).
Soal kemajuan teknologi, Arifin mencontohkan, teknologi canggih dibutuhkan untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan. Misalnya, sistem teknologi penyimpanan, yang berkembang pesat di sektor pembangkit tenaga listrik dan transportasi.
Lebih lanjut Arifin menyampaikan, dalam peta jalan NZE Indonesia, lebih dari 56 giga watt (GW) Battery Energy Storage System (BESS) dan ratusan juta kendaraan listrik akan beroperasi tahun 2060.
"Ini membuka ruang yang sangat besar dan potensial untuk investasi. Dibutuhkan lebih dari USD40 miliar pendanaan untuk program ini," ujar Arifin, di depan hadirin dari berbagai perusahaan global dan nasional yang mengikuti sesi ini.
Contoh lainnya adalah teknologi solar PV bisa meningkatkan efisiensi untuk memproduksi keluaran tenaga yang lebih besar. Indonesia berencana membangun 420 GW solar PV yang akan terpasang pada 2060 dengan kebutuhan investasi tak kurang dari USD160 miliar.
Arifin mengakui, perjalanan Indonesia mencapai target NZE akan biaya yang tidak sedikit. Butuh dana investasi yang sangat besar, lebih dari USD1 triliun sampai 2060.
"Kebutuhan dana makin besar saat pembangkit listrik tenaga batu bara dihentikan lebih cepat dan digantikan dengan listrik EBT," tukasnya.
(uka)
tulis komentar anda