Kedisiplinan dan 3T Buka Peluang Perbaikan Ekonomi Nasional di Semester II
Selasa, 14 Juli 2020 - 15:09 WIB
JAKARTA - Semester dua tahun ini diprediksi bakal menjadi momen perbaikan perekonomian nasional dengan dukungan stimulus Pemerintah. Pemerintah Indonesia sudah menyiapkan anggaran untuk stimulus Covid-19 yang mencapai Rp695 triliun. Dimana alokasi anggaran terbesar senilai Rp203 triliun ditujukan untuk bantuan sosial.
"Kami melihat mayoritas dari anggaran ini baru akan didistribusikan di semester II 2020. Hal ini dapat mendukung daya beli masyarakat dan proses pemulihan ekonomi pada paruh kedua tahun ini," ujar Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan di Jakarta.
Kuartal III 2020 juga akan menjadi tahap transisi dari periode PSBB menuju new normal. PSBB akan mulai dilonggarkan dan ekonomi secara bertahap dibuka kembali dengan memperhatikan protokol kesehatan. Dia menilai dari sisi ekonomi, ini merupakan hal yang positif karena pelonggaran PSBB dapat mendukung aktivitas ekonomi.
(
)
Seperti yang sudah terjadi di negara-negara lain, pada fase ini diharapakan mulai terjadi perbaikan data ekonomi seperti peningkatan aktivitas sektor manufaktur, penjualan ritel, dan penyerapan tenaga kerja. Perbaikan ini tentunya tidak lepas dari stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti yang dilakukan di Amerika Serikat dan di Eropa.
Di sisi lain, peningkatan kasus Covid-19 manjadi faktor risiko utama yang harus diperhatikan. Risiko second wave dapat mempengaruhi proses pemulihan ekonomi. Hal ini merupakan faktor yang sangat sulit untuk diproyeksi karena sangat bergantung pada perilaku masyarakat dan kapabilitas pemerintah.
"Oleh karena itu di masa transisi di kuartal III ini kami melihat potensi menunjukkan sinyal perbaikan. Walaupun secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih relatif lemah," ujarnya.
Namun dirinya meyakini pelemahan tersebut akan diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di kuartal IV-2020 hingga ke depannya. Khususnya setelah melewati periode transisi dan sudah beradaptasi pada kondisi new normal.
( )
Menurutnya tidak mustahil untuk melakukan pembukaan ekonomi dengan tetap mewaspadai penyebaran Covid-19. Karena negara di Asia seperti China, Korea Selatan, Taiwan, dan juga Uni Eropa sukses melakukan pelonggaran lockdown dan menjaga tingkat kasus Covid-19 tetap rendah. Sehingga pemulihan ekonomi dapat terjadi dalam fase ‘new normal’.
Oleh karena itu kedisiplinan masyarakat dalam melakukan usaha pencegahan Covid-19 dan kapabilitas pemerintah untuk melakukan 3T (Test, Track, Treat) menjadi kunci untuk suksesnya transisi ke periode ‘new normal’.
"Kami melihat mayoritas dari anggaran ini baru akan didistribusikan di semester II 2020. Hal ini dapat mendukung daya beli masyarakat dan proses pemulihan ekonomi pada paruh kedua tahun ini," ujar Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan di Jakarta.
Kuartal III 2020 juga akan menjadi tahap transisi dari periode PSBB menuju new normal. PSBB akan mulai dilonggarkan dan ekonomi secara bertahap dibuka kembali dengan memperhatikan protokol kesehatan. Dia menilai dari sisi ekonomi, ini merupakan hal yang positif karena pelonggaran PSBB dapat mendukung aktivitas ekonomi.
(
Baca Juga
Seperti yang sudah terjadi di negara-negara lain, pada fase ini diharapakan mulai terjadi perbaikan data ekonomi seperti peningkatan aktivitas sektor manufaktur, penjualan ritel, dan penyerapan tenaga kerja. Perbaikan ini tentunya tidak lepas dari stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti yang dilakukan di Amerika Serikat dan di Eropa.
Di sisi lain, peningkatan kasus Covid-19 manjadi faktor risiko utama yang harus diperhatikan. Risiko second wave dapat mempengaruhi proses pemulihan ekonomi. Hal ini merupakan faktor yang sangat sulit untuk diproyeksi karena sangat bergantung pada perilaku masyarakat dan kapabilitas pemerintah.
"Oleh karena itu di masa transisi di kuartal III ini kami melihat potensi menunjukkan sinyal perbaikan. Walaupun secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih relatif lemah," ujarnya.
Namun dirinya meyakini pelemahan tersebut akan diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di kuartal IV-2020 hingga ke depannya. Khususnya setelah melewati periode transisi dan sudah beradaptasi pada kondisi new normal.
( )
Menurutnya tidak mustahil untuk melakukan pembukaan ekonomi dengan tetap mewaspadai penyebaran Covid-19. Karena negara di Asia seperti China, Korea Selatan, Taiwan, dan juga Uni Eropa sukses melakukan pelonggaran lockdown dan menjaga tingkat kasus Covid-19 tetap rendah. Sehingga pemulihan ekonomi dapat terjadi dalam fase ‘new normal’.
Oleh karena itu kedisiplinan masyarakat dalam melakukan usaha pencegahan Covid-19 dan kapabilitas pemerintah untuk melakukan 3T (Test, Track, Treat) menjadi kunci untuk suksesnya transisi ke periode ‘new normal’.
(akr)
tulis komentar anda