Ajukan Dana Talangan Rp8,5 Triliun, Garuda Indonesia Ingin Berbentuk Obligasi
Selasa, 14 Juli 2020 - 22:49 WIB
JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan mendapat dana talangan dari pemerintah sebesar Rp 8,5 triliun. Dana talangan itu diharapkan berbentuk mandatory convertible bonds (MCB) atau jenis obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dari suatu perusahaan penerbit obligasi.
Dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, pada Selasa (14/7/2020), Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, skema dana talangan yang diajukan pihaknya kepada pemerintah berbentuk mandatory convertible bond (MCB). Dalam skema itu, nantinya, pemerintah akan menjadi standby buyer.
( )
"MCB kami usulan tenor 3 tahun. Memberi kesempatan pada manajemen memperbaiki fundamental revenue dan cost perusahaan,” ucap Irfan, Jakarta, Selasa (14/7/2020).
Irfan menyebut MCB yang diajukan ditargetkan paling lambat bisa diterbitkan pada Desember tahun ini, hal itu bila disetujui pemerintah. Sementara dana akan dikembalikan pada 2023 mendatang. Cepatnya penyaluran dana talangan penting untuk menjaga kelangsungan bisnis perseroan di tengah pandemi Covid-19.
( )
"Dana talangan kita harapkan cair tahun ini. Mengingat Garuda membutuhkan dana likuiditas sebesar Rp8,5 triliun untuk menjaga operasional perusahaan. Hal itu karena okupansi pun masih rendah akibat virus ini," ujarnya.
Lebih lanjut Irfan menyebut dana talangan yang dibutuhkan maskapai penerbangan nasional sebenarnya mencapai Rp9,5 triliun. Namun demikian, kata dia, angka Rp8,5 triliun sudah cukup karena sisa Rp1 triliunnya sudah dipenuhi dari fasilitas pinjaman program ekspor khusus Rp1 triliun dan sedang diproses Kemenkeu.
Dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, pada Selasa (14/7/2020), Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, skema dana talangan yang diajukan pihaknya kepada pemerintah berbentuk mandatory convertible bond (MCB). Dalam skema itu, nantinya, pemerintah akan menjadi standby buyer.
( )
"MCB kami usulan tenor 3 tahun. Memberi kesempatan pada manajemen memperbaiki fundamental revenue dan cost perusahaan,” ucap Irfan, Jakarta, Selasa (14/7/2020).
Irfan menyebut MCB yang diajukan ditargetkan paling lambat bisa diterbitkan pada Desember tahun ini, hal itu bila disetujui pemerintah. Sementara dana akan dikembalikan pada 2023 mendatang. Cepatnya penyaluran dana talangan penting untuk menjaga kelangsungan bisnis perseroan di tengah pandemi Covid-19.
( )
"Dana talangan kita harapkan cair tahun ini. Mengingat Garuda membutuhkan dana likuiditas sebesar Rp8,5 triliun untuk menjaga operasional perusahaan. Hal itu karena okupansi pun masih rendah akibat virus ini," ujarnya.
Lebih lanjut Irfan menyebut dana talangan yang dibutuhkan maskapai penerbangan nasional sebenarnya mencapai Rp9,5 triliun. Namun demikian, kata dia, angka Rp8,5 triliun sudah cukup karena sisa Rp1 triliunnya sudah dipenuhi dari fasilitas pinjaman program ekspor khusus Rp1 triliun dan sedang diproses Kemenkeu.
(akr)
tulis komentar anda