400 Karyawan Garuda Indonesia Pensiun Dini Demi 'Selamatkan' Perusahaan

Selasa, 14 Juli 2020 - 18:09 WIB
loading...
400 Karyawan Garuda Indonesia Pensiun Dini Demi Selamatkan Perusahaan
PT Garuda Indonesia Tbk menawarkan pensiun dini terhadap karyawannya, saat pendapatan maskapai pelat merah terpukul sangat berat karena pandemi Covid-19. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk melakukan beberapa inisiatif ketika pandemi Covid-19 semakin memukul pendapatan maskapai pelat merah tersebut. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, ada sejumlah kebijakan yang terpaksa diambil oleh perseroan.

( )

Emiten berkode saham GIAA ini, menawarkan pensiun dini terhadap karyawannya. Menurut Irfan saat ini sudah ada 400 karyawan yang menerima tawaran tersebut.

"Di dalam aturan diperbolehkan pegawai melakukan pensiun dini, untuk mereka yang berusia di atas 45 tahun. Sampai saat ini hampir 400 orang yang bersedia," katanya di Komisi VI DPR secara Virtual, Selasa (14/7/2020).

Irfan menyebut, pihaknya juga menawarkan unpaid leave alias cuti dengan di luar tanggungan kepada 800 karyawan PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu). Dengan begitu artinya karyawan tersebut tidak mendapat upah ataupun tunjangan selama melakukan cuti.

"800 pegawai PKWT kita tawarkan dan mereka terima dalam status unpaid leave, karena kebutulan 800 pegawai PKWT ini punya asosiasi langsung dengan jumlah produksi kita yang menurun," ujarnya.

( )

Selanjutnya dia menuturkan, bahwa pihaknya melakukan percepatan kontrak terhadap penerbang atau pilot yang diistilahkan oleh perseroan dengan PKWT. "Kita selesaikan lebih dini, kita bayarkan hak-haknya sekitar 135 orang," tuturnya.

Tak hanya itu, manajemen juga melakukan pemotongan gaji sebesar 50 - 10% terhadap karyawannya. Kata Irfan, besaran potongan akan disesuaikan dengan jabatan masing-masing, semakin tinggi posisi orang tersebut maka semakin tinggi juga pemotongan gaji tersebut.

Perlu diketahui, Irfan menyebut terjadi penurunan pendapatan hingga 90% akibat COVID-19 ini. Hal ini disebabkan merosotnya jumlah penumpang dan pelayanan kargo. "Setelah covid (datang), kita melihat penurunan signifikan dari jumlah penumpang di bulan Mei, begitu juga dengan kargo yang turun di mei, tapi dengan adjustment bisa kembali dinaikkan," ujarnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1441 seconds (0.1#10.140)