E-Commerce Harus Utamakan Keselamatan Data

Rabu, 15 Juli 2020 - 07:56 WIB
Foto/dok
JAKARTA - Semakin berkembangan bisnis teknologi dan informasi (TI) di Indonesia mendorong kebutuhan sektor pendukungnya, seperti cyber security. Faktor keamanan siber ini sangat penting karena dunia akan semakin terhubung satu sama lain yang diikuti dengan pertukaran informasi dan data.

Seiring dengan hal itu, berlakangan ini turut muncul juga pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan teknologi untuk keuntungan pribadi, sehingga tidak jarang terjadi kasus kejahatan dengan menggunakan kecanggihan teknologi berbasis internet untuk mengelabui masyarakat.

“Mereka bahkan lebih maju dan ini adalah sesuatu yang kita lihat hidup kembali selama Covid-19. Penyerang memodifikasi taktik dan teknik mereka ke dunia yang terus berubah yang membuatnya sulit untuk memprediksi bagaimana pengaruh pada krisis berikutnya,” ujar Jason Hatch, senior director of Product Management, Security & Performance Asia Pacific & Japan Akamai Technologies kepada SINDO Media baru-baru ini. (Baca: Heboh Data Pengguna Tokopedia Dibobol dan Diumbar Gratis)

Dia menambahkan, masalah keamanan internet memang menjadi tantangan tersendiri di Indonesia. Beberapa kasus pernah terjadi mulai peretasan hingga penipuan e-commerce. Untuk itu, Akamai menawarkan berbagai solusi cyber security berupa perlindungan situs web dan aplikasi web dari serangan yang mengganggu aliran data.



“Kami melihat fakta bahwa Indonesia memiliki penyebaran geografis yang luas, sehingga dapat berarti bahwa kesiapan digitalnya bervariasi. Karena Indonesia terus-menerus mengenali tantangan teknis yang dapat dihadapi pengguna dan bisnis, penting bagi layanan yang disediakan Akamai dalam hal e-commerce dan keamanannya,” katanya.

Hatch menyatakan solusi keamanan Akamai berbasis Cloud sehingga memungkinkan dapat dengan mudah digunakan melawan serangan skala besar sekalipun. Terkait e-commerce, kata dia, salah satu unit layanannya yakni Akamai Intelligent Edge bisa menjadi platform pilihan karena memungkinkan pelaku usaha ritel e-commerce untuk mengirimkan konten dengan cepat ke berbagai perangkat yang berbeda, browser dan operator.

“Ini adalah kebutuhan mutlak, terutama ketika e-commerce diatur untuk mencapai dua pertiga dari ekonomi digital negara pada 2025,” kata Hatch. (Baca juga: Diduga Terinfeksi Covid-19, 12.000 Tentara Israel Dikarantina)

Pada kesempatan itu, Hatch juga melihat digitalisasi yang cepat terjadi di seluruh sektor bisnis di Tanah Air, merupakan sesuatu yang menarik karena memunculkan pergeseran di pasar. Di sisi lain, ada juga potensi benturan di sektor infrastruktur hingga literasi digital di bagian pengguna akhir.

Untuk itu, guna mewujudkan keamanan e-commerce, Akamai merekomendasikan agar perusahaan menggunakan perlindungan web untuk transaksi daring yang dikirim jauh dari pusat data agar dapat menjaga keamanan pelanggan, konten, dan informasi transaksi.

“Survei yang dilakukan Akamai berkaitan dengan keadaan keamanan internet dan serangan ritel, terungkap bahwa 70% responden merasa bahwa mereka kurang dalam hal menempatkan solusi dan teknologi di tempat untuk menahan atau mencegah serangan isian kredensial. Hal ini menunjukkan bahwa banyak organisasi e-commerce masih perlu menerapkan sistem untuk menurunkan risiko masalah keamanan data,” katanya. ( Lihat videonya: Banjir Bandang di Kabupaten Luwu Hancurkan Akses Jalan Desa)

Hatch menyarankan, agar tetap aman saat bertransaksi daring, konsumen harus memperhatikan beberapa hal antara lain tidak mengklik tautan yang tidak dikenal, selalu waspada terhadap informasi pribadi yang berpotensi disalahgunakan, dan jangan pernah menggunakan kembali katan sandi yang sama. (Yanto Kusdiantono)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More