Indonesia Akan Sulit Membangun Jika Bergantung pada Utang
Rabu, 15 Juli 2020 - 09:34 WIB
Pandangan berbeda dikemukakan Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah. Menurutnya, utang pemerintah tidak bisa dipisahkan dari kebijakan APBN yang merupakan produk pemerintah dan DPR. “Kenaikan utang pemerintah adalah konsekuensi dari defisit ABNM yang ditetapkan bersama oleh pemerintah dan DPR,” kata Piter saat dihubungi kemarin. (Lihat videonya: Banjir Bandang di Kabupaten Luwu Hancurkan Akses Jalan Desa)
Di sisi lain defisit APBN terjadi karena terbatasnya pajak yang dibayarkan masyarakat. Di sisi lain belanja pemerintah tinggi untuk proyek-proyek pembangunan, begitu pula faktor besarnya subsidi dan lain-lain.
“Kalau kita memang tidak menginginkan utang pemerintah terus bertambah, pilihannya adalah kita disiplin membayar pajak. Kita juga tidak mendorong pemerintah melakukan pembangunan yang melebihi kemampuan pemerintah. Hilangkan subsidi, hilangkan bantuan sosial dan sebagainya,” ujar dia.
Menurut dia, tidak banyak negara yang terus-menerus mempertanyakan posisi utang pemerintahnya. Sementara itu sesungguhnya utang Pemerintah Indonesia masih jauh di bawah batas yang dianggap tidak aman. (Rina Anggraeni/Kunthi Fahmar Sandy/Oktiani Endarwati)
Di sisi lain defisit APBN terjadi karena terbatasnya pajak yang dibayarkan masyarakat. Di sisi lain belanja pemerintah tinggi untuk proyek-proyek pembangunan, begitu pula faktor besarnya subsidi dan lain-lain.
“Kalau kita memang tidak menginginkan utang pemerintah terus bertambah, pilihannya adalah kita disiplin membayar pajak. Kita juga tidak mendorong pemerintah melakukan pembangunan yang melebihi kemampuan pemerintah. Hilangkan subsidi, hilangkan bantuan sosial dan sebagainya,” ujar dia.
Menurut dia, tidak banyak negara yang terus-menerus mempertanyakan posisi utang pemerintahnya. Sementara itu sesungguhnya utang Pemerintah Indonesia masih jauh di bawah batas yang dianggap tidak aman. (Rina Anggraeni/Kunthi Fahmar Sandy/Oktiani Endarwati)
(ysw)
tulis komentar anda