Tujuan Pembagian Rice Cooker Gratis Dinilai Belum Jelas
Minggu, 05 Februari 2023 - 20:42 WIB
JAKARTA - Sejumlah kalangan menyoroti tujuan dari rencana pembagian rice cooker yang dicanangkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ). Tujuan dari program tersebut dinilai belum jelas.
Kementerian ESDM sendiri mengklaim program tersebut untuk mendukung pemanfaatan energi bersih, meningkatkan konsumsi listrik per kapita, serta penghematan biaya memasak bagi masyarakat.
“Kalau menurut saya belum jelas tujuannya. Yang pasti program ini untuk meningkatkan permintaan listrik, tapi daya listrik rice cooker kan ga besar,” ujar Agus Pambagio, pengamat kebijakan publik, kepada MNC Portal, Minggu (5/2/2023).
Agus menilai pemerintah harus mempertimbangkan kenaikan biaya listrik yang terjadi dan memastikan masyarakat yang menerima program ini juga mendapatkan subsidi biaya listrik dari penambahan rice cooker tersebut.
“Misalnya orang memakai elpiji Rp80.000 untuk 3 tabung selama satu bulan untuk memasak nasi. Pertanyaanya apakah kenaikan listrik akibat pemberian rice cooker ini setara dengan 80.000 atau bisa lebih murah?” tambah Agus.
Selain itu, Agus juga mengomentari pendistribusian dari 680 ribu rice cooker. Ia mengkhawatirkan penyebaran rice cooker yang tidak merata.
“Apakah pendistribusiannya nanti bakal sesuai dengan daftar keluarga penerima bantuan sosial sebesar 150.000 dari Kementerian Sosial?” pungkasnya.
Saat ini Kementerian ESDM memiliki rencana untuk mendistribusikan 680 ribu rice cooker di 2023. Rencana itu masih dalam pembahasan dengan pihak-pihak lintas terkait.
Kementerian ESDM sendiri mengklaim program tersebut untuk mendukung pemanfaatan energi bersih, meningkatkan konsumsi listrik per kapita, serta penghematan biaya memasak bagi masyarakat.
“Kalau menurut saya belum jelas tujuannya. Yang pasti program ini untuk meningkatkan permintaan listrik, tapi daya listrik rice cooker kan ga besar,” ujar Agus Pambagio, pengamat kebijakan publik, kepada MNC Portal, Minggu (5/2/2023).
Agus menilai pemerintah harus mempertimbangkan kenaikan biaya listrik yang terjadi dan memastikan masyarakat yang menerima program ini juga mendapatkan subsidi biaya listrik dari penambahan rice cooker tersebut.
“Misalnya orang memakai elpiji Rp80.000 untuk 3 tabung selama satu bulan untuk memasak nasi. Pertanyaanya apakah kenaikan listrik akibat pemberian rice cooker ini setara dengan 80.000 atau bisa lebih murah?” tambah Agus.
Selain itu, Agus juga mengomentari pendistribusian dari 680 ribu rice cooker. Ia mengkhawatirkan penyebaran rice cooker yang tidak merata.
“Apakah pendistribusiannya nanti bakal sesuai dengan daftar keluarga penerima bantuan sosial sebesar 150.000 dari Kementerian Sosial?” pungkasnya.
Baca Juga
Saat ini Kementerian ESDM memiliki rencana untuk mendistribusikan 680 ribu rice cooker di 2023. Rencana itu masih dalam pembahasan dengan pihak-pihak lintas terkait.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda