Tumbuh 10,53% di Awal 2023, Kredit Perbankan Januari Jadi Rp6.310,88 Triliun
Senin, 27 Februari 2023 - 20:16 WIB
JAKARTA - Kredit perbankan pada Januari 2023 tumbuh sebesar 10,53% yoy (Desember 2022: 11,35% yoy) menjadi Rp6.310,88 triliun. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) , Dian Ediana Rae menilai stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan (LJK) tetap tumbuh kuat.
"Penguatan kredit tersebut utamanya ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja yang masing-masing tumbuh sebesar 12,61 persen yoy dan 10,03 persen yoy," ujar Dian dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan Februari 2023, Senin (27/2/2023).
Secara bulanan, nominal kredit perbankan Januari 2023 turun 1,75% mtm atau turun sebesar Rp112,68 triliun, yang merupakan siklus yang terjadi pada awal tahun.
"Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2023 tercatat tumbuh sebesar 8,03% yoy (Desember 2022: 9,01% yoy) menjadi Rp7.953,8 triliun, dengan giro sebagai main driver," kata Dian.
Secara bulanan, DPK Januari 2023 turun 2,45% atau turun sebesar Rp199,77 triliun. Baca Juga: NIB Jadi Kartu Sakti untuk Kembangkan Usaha Mikro
Likuiditas industri perbankan di awal 2023 masih di atas threshold dengan rasio-rasio likuiditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) pada Januari 2023 masing-masing tercatat sebesar 129,64% (Desember 2022: 137,67%) dan 29,13% (Desember 2022: 31,20%), jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50% dan 10%.
Risiko kredit di awal 2023 terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,76% (Desember 2022: 0,71%) dan NPL gross sebesar 2,59% (Desember 2022: 2,44%).
Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 pada Januari 2023 terus mencatatkan penurunan menjadi Rp435,74 triliun (Desember 2022: Rp469,15 triliun) dengan jumlah debitur yang menurun menjadi 2,02 juta nasabah (Desember 2022: 2,27 juta nasabah).
Posisi Devisa Neto (PDN) tercatat sebesar 1,51% (Desember 2022: 1,23%), jauh di bawah threshold 20%. Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan menguat menjadi sebesar 25,93% (Desember 2022: 25,63%).
"Penguatan kredit tersebut utamanya ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja yang masing-masing tumbuh sebesar 12,61 persen yoy dan 10,03 persen yoy," ujar Dian dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulan Februari 2023, Senin (27/2/2023).
Secara bulanan, nominal kredit perbankan Januari 2023 turun 1,75% mtm atau turun sebesar Rp112,68 triliun, yang merupakan siklus yang terjadi pada awal tahun.
"Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2023 tercatat tumbuh sebesar 8,03% yoy (Desember 2022: 9,01% yoy) menjadi Rp7.953,8 triliun, dengan giro sebagai main driver," kata Dian.
Secara bulanan, DPK Januari 2023 turun 2,45% atau turun sebesar Rp199,77 triliun. Baca Juga: NIB Jadi Kartu Sakti untuk Kembangkan Usaha Mikro
Likuiditas industri perbankan di awal 2023 masih di atas threshold dengan rasio-rasio likuiditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) pada Januari 2023 masing-masing tercatat sebesar 129,64% (Desember 2022: 137,67%) dan 29,13% (Desember 2022: 31,20%), jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50% dan 10%.
Risiko kredit di awal 2023 terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,76% (Desember 2022: 0,71%) dan NPL gross sebesar 2,59% (Desember 2022: 2,44%).
Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 pada Januari 2023 terus mencatatkan penurunan menjadi Rp435,74 triliun (Desember 2022: Rp469,15 triliun) dengan jumlah debitur yang menurun menjadi 2,02 juta nasabah (Desember 2022: 2,27 juta nasabah).
Posisi Devisa Neto (PDN) tercatat sebesar 1,51% (Desember 2022: 1,23%), jauh di bawah threshold 20%. Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan menguat menjadi sebesar 25,93% (Desember 2022: 25,63%).
(akr)
tulis komentar anda