Tak Tanggung-tanggung! JP Morgan Ramal IHSG Bisa Tembus 7.500 di Akhir 2023

Kamis, 02 Maret 2023 - 11:05 WIB
JP Morgan proyeksikan IHSG bisa menembus 7.500 di akhir 2023. Foto/Reuters
JAKARTA - Meski saat ini indeks harga saham gabungan ( IHSG ) masih tertatih-tatih di bawah level 7.000, bukan berarti peluang menembus batas psikologis itu tertutup sama sekali. Bahkan IHSG diramal bisa kembali melesat meninggalkan area 7.000 di tahun ini.



JP Morgan memproyeksikan kinerja pasar modal Indonesia akan positif sepanjang tahun 2023. Perusahaan jasa keuangan global tersebut memprediksi bahwa indeks dapat mencapai level 7.500 di akhir 2023.



Perkiraan tersebut ditopang oleh konsumsi domestik dan fundamental yang tetap kuat, khususnya terkait pendapatan perusahaan tetap terjaga stabil. Selain itu, JP Morgan juga memproyeksikan kinerja positif itu bahkan ketika pasar saham lokal telah melihat aliran dana asing keluar sejak awal tahun, saat investor memindahkan dana ke Cina setelah negara itu mencabut kebijakan nol Covid-19.

“Kami percaya bahwa aliran dana ekuitas yang keluar baru-baru ini sebagian besar didorong oleh adanya pembukaan kembali perdagangan dari Cina, karena investor menggunakan Indonesia sebagai sumber pendanaan setelah kinerja pasar saham yang luar biasa tahun lalu,” kata Senior Country Officer JP Morgan Indonesia, Gioshia Ralie, dalam keterangan resminya, Kamis (2/3/2023).

Di samping itu, konsumsi domestik Indonesia juga diperkirakan tetap kuat dan pendapatan perusahaan juga akan tumbuh tinggi. Ia meyakini bahwa pasar saham Indonesia akan tetap memiliki outlook positif tahun ini karena investor memutuskan untuk buy on weakness.

Pun, rupiah Indonesia yang menguat dan naik sekitar 3% tahun ini terhadap dolar AS akan turut memberikan iklim investasi yang suportif terhadap pasar saham dalam waktu dekat.

Menurutnya, penguatan rupiah tentu dapat menguntungkan pasar, karena apresiasi rupiah sebesar 1% terhadap dolar AS dapat meningkatkan laba bersih per saham sebesar 1%, dengan asumsi kurs tetap konstan. Penguatan rupiah juga merupakan kabar baik bagi importir yang menggunakan dolar AS, terutama perusahaan consumer goods yang mengimpor bahan baku, dan juga perusahaan dengan eksposur utang menggunakan dolar AS.

“Kami berharap pasar modal bereaksi positif terhadap penguatan rupiah belakangan ini,” pungkas dia.

Tak hanya itu, kinerja positif pasar modal Indonesia juga akan ditopang oleh pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Apalagi, Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia. Untuk itu, JP Morgan menetapkan peringkat overweight (OW) pada produsen material di Indonesia.



JP Morgan juga memberikan peringkat overweight terhadap lembaga keuangan, dilihat dari kerangka tata kelola dan manajemen risiko yang lebih baik di bank-bank BUMN. Peringkat itu didukung dengan adanya pertumbuhan kredit sebagai pendorong pendapatan sistem perbankan, dan pergerakan industri ini dalam menuju layanan keuangan dengan menawarkan nilai tambah yang lebih tinggi.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More