Sosiolog UI Ungkap Kesedihan Luar Biasa dari Sri Mulyani
Jum'at, 03 Maret 2023 - 13:48 WIB
JAKARTA - Imam Prasodjo, penggiat anti-korupsi sekaligus sosiolog Universitas Indonesia, mengungkap kesedihan yang luar biasa dari Menteri Keuangan Sri Mulyani atas sorotan publik yang bertubi-bertubi terhadap Kementerian Keuangan . Sorotan publik itu dipicu kasus penganiayaan yang kemudian merembet ke mana-mana.
"Bu Menteri, Bu Sri Mulyani mengekspresikan dengan kesedihan yang luar biasa tentang musibah yang terjadi," kata Imam usai melakukan pertemuan dengan Sri Mulyani di Kantor Kemenkeu, Kamis malam, (2/3/2023).
Imam menuturkan, dalam pertemuan dengan Sri Mulyani, banyak detail usulan yang telah disampaikan. Ia berharap, masalah yang menerpa Kementerian Keuangan bisa menjadi pelajaran untuk melakukan perbaikan ke depan.
"Harus dijadikan entry point bahwa masalah yang terjadi ini menjadi titik masuk yang lebih kuat untuk melakukan sebuah perbaikan culture of hope, budaya untuk menetap ke depan lebih baik," ucapnya.
Imam menyebut, kejadian seperti ini tidak hanya bisa terjadi di Kemenkeu, tapi juga bisa menimpa kementerian atau lembaga mana saja. Jadi perlu adanya upaya yang serius untuk membangun culture of hope.
"Kalau kita bersama-sama pemerintah, masyarakat, dunia bisnis, melakukan sebuah upaya-upaya yang serius membangun culture of hope, saya kira ini akan menjadi momentum yang bagus sekali untuk melakukan perubahan-perubahan yang bersifat integratif dan partisipatif," pungkasnya.
"Bu Menteri, Bu Sri Mulyani mengekspresikan dengan kesedihan yang luar biasa tentang musibah yang terjadi," kata Imam usai melakukan pertemuan dengan Sri Mulyani di Kantor Kemenkeu, Kamis malam, (2/3/2023).
Imam menuturkan, dalam pertemuan dengan Sri Mulyani, banyak detail usulan yang telah disampaikan. Ia berharap, masalah yang menerpa Kementerian Keuangan bisa menjadi pelajaran untuk melakukan perbaikan ke depan.
"Harus dijadikan entry point bahwa masalah yang terjadi ini menjadi titik masuk yang lebih kuat untuk melakukan sebuah perbaikan culture of hope, budaya untuk menetap ke depan lebih baik," ucapnya.
Imam menyebut, kejadian seperti ini tidak hanya bisa terjadi di Kemenkeu, tapi juga bisa menimpa kementerian atau lembaga mana saja. Jadi perlu adanya upaya yang serius untuk membangun culture of hope.
"Kalau kita bersama-sama pemerintah, masyarakat, dunia bisnis, melakukan sebuah upaya-upaya yang serius membangun culture of hope, saya kira ini akan menjadi momentum yang bagus sekali untuk melakukan perubahan-perubahan yang bersifat integratif dan partisipatif," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda