Gapki Perlu Perkuat Diplomasi dan Komunikasi Luar Negeri

Selasa, 07 Maret 2023 - 15:52 WIB
Ketua Bidang Komunikasi Gapki Tofan Mahdi (kiri) bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
BALI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia ( Gapki ) perlu memperkuat diplomasi dan komunikasi internasional untuk menghadapi tantangan ke depan. Diplomasi dan komunikasi ke luar negeri perlu diperkuat mengingat perlakuan beberapa negara Eropa yang tidak adil terhadap kelapa sawit yang menjadi komoditas strategis nasional ini.

“Aspek komunikasi ke luar negeri harus didukung aktivitas diplomasi yang kuat. Ini yang masih menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi Gapki ke depan,” kata Ketua Bidang Komunikasi Gapki Tofan Mahdi di Bali menjelang pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Gapki di Denpasar, Bali, Selasa (7/3/2023).

(Baca juga:Mentan: Pemerintah All Out Dukung Gapki)

Pemberitaan kelapa sawit di dalam negeri, kata Tofan, kini sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan 10 tahun lalu. Berita negatif sawit di dalam negeri jauh berkurang dan kecenderungan ke arah berita positif semakin tinggi. “Secara umum tone-nya sudah positif,” katanya.



Kondisi ini tidak lepas dari aktivitas komunikasi yang dijalankan Gapki dalam 10 tahun terakhir. “Tantangan besar kita sekarang justru bagaimana memberikan pemahaman yang lebih baik untuk masyarakat internasional,” katanya. Karena itu, aspek diplomasi luar negeri harus ditingkatkan agar memberikan dampak yang lebih baik.

(Baca juga:Gapki Ungkap Biang Keladi Anjloknya Harga TBS Sawit)

Mempertahankan komunikasi positif yang sudah dijalankan oleh Gapki sekarang adalah keharusan. Bahkan kalau perlu ditingkatkan ke level yang lebih tinggi karena kontribusi industri sawit terjadap devisa negara sangat signifikan. “Sekarang bagaimana dampak berita positif di dalam negeri ini juga terjadi di level internasional,” katanya.

Menurut Tofan, sekarang saatnya diplomasi diperkuat dengan dukungan diplomasi dan komunikasi luar negeri yang lebih efektif. “Kalau persepsi positif dari dunia internasional kita dapatkan, dampaknya terhadap industri sawit dalam negeri akan signifikan,” katanya.

Munas Gapki yang berlangsung di Bali pada 8-11 Maret 2023 ini diharapkan dapat merumuskan strategi diplomasi dan komunikasi internasional yang lebih efektif. “Ini dibutuhkan dua kompetensi sekaligus yakni skill diplomasi dan skill komunikasi,” katanya. Tofan berharap Munas Gapki menghasilkan yang terbaik untuk kontribusi yang lebih besar bagi bangsa dan negara.
(dar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More