Naik 15%, Pendapatan BUMN Capai Rp730 Triliun di Kuartal I 2023
Jum'at, 05 Mei 2023 - 19:57 WIB
JAKARTA - Pendapatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara konsolidasi di Kuartal I/2023 mencapai Rp730 triliun . Nilai tersebut naik 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp630 triliun.
"Saya sudah mulai survei juga, melihat keuangan ternyata sampai kuartal I alhamdulillah pendapatan kita naik yang Kuartal I 2022 itu Rp630 triliun, di kuartal 1 2023 ini pendapatan jadi Rp730 triliun. Jadi naik 15%," ungkap Menteri BUMN Erick Thohir dalam Special Dialogue IDX Channel, ditulis Jumat (5/5/2023).
Dia mengatakan pendapatan perusahaan pelat merah di awal tahun ini didorong oleh perbaikan kinerja perseroan setelah program transformasi BUMN digalakan. Erick meyakini pendapatan perseroan semakin membaik di kuartal berikutnya sehingga diharapkan profit yang dibukukan BUMN bisa berkontribusi besar terhadap dividen. "Saya berharap berkelanjutan dividen ini di tahun 2023 ini, di mana ini ini efeknya di 2024," ucapnya.
Adapun, dividen yang dikontribusikan BUMN tahun ini ditargetkan mencapai Rp80,2 triliun. Setoran itu diberikan perusahaan pelat merah dengan status terbuka (Tbk) dan tertutup (Persero). Nominal dividen BUMN yang sudah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp50,20 triliun.
"Bahwa perusahaan-perusahaan Tbk, seperti BRI, Mandiri, BNI, BTN, Telkom, Semen Indonesia, Jasa Marga itu mengkontribusi Rp50,20 triliun, dividen. Jadi fakta," katanya.
Sementara, dividen perseroan yang belum melantai di pasar modal sebesar Rp29,97 triliun. Angka ini dibagikan oleh PT Pertamina (Persero), Holding BUMN Pertambangan atau Indonesia Asahan Aluminium (MIND).
Lalu, PT Pupuk Indonesia (Persero), PT PLN (Persero), PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Perum Perhutani, dan PT Bio Farma (Persero).
"Lalu yang tertutup, nah yang tertutup ini proses, kita duduk sama Kemenkeu, itu Pertamina, Inalum, Pupuk Indonesia, yang sekarang pupuk itu untungnya penjualan dari amonia," tutur Erick.
"Saya sudah mulai survei juga, melihat keuangan ternyata sampai kuartal I alhamdulillah pendapatan kita naik yang Kuartal I 2022 itu Rp630 triliun, di kuartal 1 2023 ini pendapatan jadi Rp730 triliun. Jadi naik 15%," ungkap Menteri BUMN Erick Thohir dalam Special Dialogue IDX Channel, ditulis Jumat (5/5/2023).
Dia mengatakan pendapatan perusahaan pelat merah di awal tahun ini didorong oleh perbaikan kinerja perseroan setelah program transformasi BUMN digalakan. Erick meyakini pendapatan perseroan semakin membaik di kuartal berikutnya sehingga diharapkan profit yang dibukukan BUMN bisa berkontribusi besar terhadap dividen. "Saya berharap berkelanjutan dividen ini di tahun 2023 ini, di mana ini ini efeknya di 2024," ucapnya.
Adapun, dividen yang dikontribusikan BUMN tahun ini ditargetkan mencapai Rp80,2 triliun. Setoran itu diberikan perusahaan pelat merah dengan status terbuka (Tbk) dan tertutup (Persero). Nominal dividen BUMN yang sudah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp50,20 triliun.
"Bahwa perusahaan-perusahaan Tbk, seperti BRI, Mandiri, BNI, BTN, Telkom, Semen Indonesia, Jasa Marga itu mengkontribusi Rp50,20 triliun, dividen. Jadi fakta," katanya.
Sementara, dividen perseroan yang belum melantai di pasar modal sebesar Rp29,97 triliun. Angka ini dibagikan oleh PT Pertamina (Persero), Holding BUMN Pertambangan atau Indonesia Asahan Aluminium (MIND).
Lalu, PT Pupuk Indonesia (Persero), PT PLN (Persero), PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Perum Perhutani, dan PT Bio Farma (Persero).
"Lalu yang tertutup, nah yang tertutup ini proses, kita duduk sama Kemenkeu, itu Pertamina, Inalum, Pupuk Indonesia, yang sekarang pupuk itu untungnya penjualan dari amonia," tutur Erick.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda