Di Tengah Pandemi Covid-19, Saatnya Industri Sawit Jadi Panglima
Kamis, 23 Juli 2020 - 09:33 WIB
Menurut dia, total ekspor bulanan CPO dan produk turunannya, tercatat anjlok semenjak merebaknya Pandemi Covid-19. Apalagi bila dibandingkan Desember 2019, nilai ekspor minyak sawit dan turunannya mencapai USD15,98 miliar, atau 53,5% pangsa pasar dunia.
“Nilai ini turun 12,32% dibanding pada periode yang sama tahun lalu. Sementara, tren ekspor sepanjang periode 2015-2019 tercatat melorot 0,04%,” tuturnya.
Sementara itu Guru Besar UGM Prof Sri Adiningsih mengatakan pada 2018, tercatat 65% dari total produksi CPO Indonesia diekspor, dan sisanya dikonsumsi di dalam negeri. “Nilai eskpor sawit dan kontribusinya jauh lebih tinggi dari komoditas strategis lainnya, yang dapat diartikan sebagai nilai plus dari kinerja industri sawit nasional,” tutur Sri Adiningsih. (Lihat videonya: Viral di Media Sosial, Bocah di Bali Terjepit Kepalanya di Tiang Listrik)
Selama masa pandemi ini, kata Sri Adiningsih, perlu ada transformasi industri kelapa sawit, lantaran pada masa pandemi, terdapat penerapan new normal, paska pandemi, yang pada akhirnya mendorong gaya hidup dan ekonomi di dunia mulai berubah.
Sebab itu dibutuhkan perubahan mindset kelapa sawit, dari bisnis perkebunan ke industri pengolahan kelapa sawit. Termasuk sektor bioenergi adalah masa depan bisnis kelapa sawit. “Indonesia berpotensi menjadi produsen bioenergi terbesar di dunia,” katanya. (Sudarsono/Oktiani Endarwati)
“Nilai ini turun 12,32% dibanding pada periode yang sama tahun lalu. Sementara, tren ekspor sepanjang periode 2015-2019 tercatat melorot 0,04%,” tuturnya.
Sementara itu Guru Besar UGM Prof Sri Adiningsih mengatakan pada 2018, tercatat 65% dari total produksi CPO Indonesia diekspor, dan sisanya dikonsumsi di dalam negeri. “Nilai eskpor sawit dan kontribusinya jauh lebih tinggi dari komoditas strategis lainnya, yang dapat diartikan sebagai nilai plus dari kinerja industri sawit nasional,” tutur Sri Adiningsih. (Lihat videonya: Viral di Media Sosial, Bocah di Bali Terjepit Kepalanya di Tiang Listrik)
Selama masa pandemi ini, kata Sri Adiningsih, perlu ada transformasi industri kelapa sawit, lantaran pada masa pandemi, terdapat penerapan new normal, paska pandemi, yang pada akhirnya mendorong gaya hidup dan ekonomi di dunia mulai berubah.
Sebab itu dibutuhkan perubahan mindset kelapa sawit, dari bisnis perkebunan ke industri pengolahan kelapa sawit. Termasuk sektor bioenergi adalah masa depan bisnis kelapa sawit. “Indonesia berpotensi menjadi produsen bioenergi terbesar di dunia,” katanya. (Sudarsono/Oktiani Endarwati)
(ysw)
tulis komentar anda