Bos Garuda Pede Banget, Nggak Ada Penyebaran Virus Corona di Pesawat
Jum'at, 24 Juli 2020 - 12:07 WIB
JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persoro) Tbk menyatakan sirkulasi udara di kabin pesawat memiliki mekanisme penyaring yang dapat membunuh virus. Hal itu diungkapkan Direktur Utama Garuda, Irfan Setiaputra menyusul kabar risiko penularan virus corona lebih tinggi jika berada di ruangan tertutup.
Irfan mengatakan, ada persepsi orang bahwa di dalam ruangan tertutup sangat tidak aman karena potensi penularan Covid-19 jahu lebih muda. Kata dia, hal itu tidak berlaku di kabin maskapai plat merah yang dia pimpin. "Penyebaran virus di pesawat itu kecil kalau mau dibilang gak ada. Kita punya mekanisme sirkulasi udara dalam kabin, ini memastikan saja bahwa sirkulasi udara di dalam kabin pesawat itu dibersihkan dan ini memungkinkan pertukaran udara di pesawat itu vertikal, bahkan dapat membunuh virus," ujar Irfan, Jumat (24/7/2020).
Irfan menjelaskan, udara yang turun ke bawah langsung dibersihkan menggunakan penyaring partikel yang kuat atau HEPA (High-Efficiency Particulate Air). Kemudian udara dipanaskan sehingga virus atau bakteri yang ada di udara mati. Lalu udara kembali dialirkan setelah melewati tahapan ini. Secara teori, kata Irfan filter udara ini mampu membersihkan udara yang hingga 95 persen.
Bahkan, dia menegaskan, jika mekanisme sirkulasi udara seperti itu bukan hal baru dalam industri penerbangan. Penggunaan filter Hepa telah lama digunakan dan bagian dari standar penerbangan dunia. "Saya makin yakin penyebaran dalam pesawat itu kecil," kata dia.
Untuk membuat kondisi pesawat lebih kondusif, aman, dan nyaman bagi penumpang, lanjut Irfan, pihaknya tetap memastikan penerapan protokol kesehatan di bandara dan pesawat diterapkan secara baik dan benar. "Kondisi ini membuat kita punya protokol baru untuk terbang, saat ini ada tambahan protokol kesehatan," kata Irfan.
Irfan mengatakan, ada persepsi orang bahwa di dalam ruangan tertutup sangat tidak aman karena potensi penularan Covid-19 jahu lebih muda. Kata dia, hal itu tidak berlaku di kabin maskapai plat merah yang dia pimpin. "Penyebaran virus di pesawat itu kecil kalau mau dibilang gak ada. Kita punya mekanisme sirkulasi udara dalam kabin, ini memastikan saja bahwa sirkulasi udara di dalam kabin pesawat itu dibersihkan dan ini memungkinkan pertukaran udara di pesawat itu vertikal, bahkan dapat membunuh virus," ujar Irfan, Jumat (24/7/2020).
Irfan menjelaskan, udara yang turun ke bawah langsung dibersihkan menggunakan penyaring partikel yang kuat atau HEPA (High-Efficiency Particulate Air). Kemudian udara dipanaskan sehingga virus atau bakteri yang ada di udara mati. Lalu udara kembali dialirkan setelah melewati tahapan ini. Secara teori, kata Irfan filter udara ini mampu membersihkan udara yang hingga 95 persen.
Bahkan, dia menegaskan, jika mekanisme sirkulasi udara seperti itu bukan hal baru dalam industri penerbangan. Penggunaan filter Hepa telah lama digunakan dan bagian dari standar penerbangan dunia. "Saya makin yakin penyebaran dalam pesawat itu kecil," kata dia.
Untuk membuat kondisi pesawat lebih kondusif, aman, dan nyaman bagi penumpang, lanjut Irfan, pihaknya tetap memastikan penerapan protokol kesehatan di bandara dan pesawat diterapkan secara baik dan benar. "Kondisi ini membuat kita punya protokol baru untuk terbang, saat ini ada tambahan protokol kesehatan," kata Irfan.
(nng)
tulis komentar anda