Wirausaha Berperan Penting dalam Perkembangan Negara
Jum'at, 16 Juni 2023 - 20:31 WIB
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, wirausaha berperan sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Keberadaan wirausaha memberikan dampak yang positif pada aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
"Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong tumbuhnya wirausaha di Indonesia, dengan menyiapkan dua program utama, yakni program peningkatan populasi wirausaha baru dan program wirausaha yang inovatif," kata Menteri Agus Gumiwang saat menjadi keynote speaker pada FGD dengan tema Peran Strategis Dunia Usaha dalam Pengembangan Ekonomi Berbasis Pengetahuan yang digelar Aliansi Kebangsaan secara daring, Jumat (16/6/2023).
FGD dimoderatori dosen Universita Krisnadwipayana (Unkris) Dr. Susetya Herawati, dengan narasumber pengusaha dan pendiri sekaligus Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo, Deputi Ekonomi BAPPENAS Amalia Adininggar Widyasanti PhD, dan Ekonom Universitas Indonesia Ninasapti Triaswati PhD.
Menurut Agus Gumiwang, sektor usaha nonmigas hingga saat ini masih menjadi penopang utama perekonomian nasional. Beberapa indikatornya antara lain kontribusi industry non migas terhadap PDB sebesar 16,77% pada triwulan pertama 2023, dan kontribusi ekspor nonmigas sebesar 70,2% dari total ekspor nasional.
"Untuk meningkatkan daya saing dan menjaga ketahanan industri perlu peran strategis dari teknologi," ujar dia.
Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo mengatakan meski teknologi memegang peranan penting dalam sektor usaha nonmigas, namun penguasaan teknologi Indonesia masih sangat rendah. Hal ini antara lain disebabkan belum terbangunnya ekosistem inovasi nasional yang kondusif bagi pengembangan sains dan teknologi, baik pada aspek regulasi, tata kelola, alokasi sumber daya maupun peraturan kelembagaan.
“Dari sisi kelembagaan, sinergi dan kolaborasi tiga pihak atau triple helix antara perguruan tinggi atau lembaga riset, pemerintah dan dunia usaha juga belum menunjukkan kinerja yang memadai,” jelas Pontjo.
Menurut Pontjo, proses hilirisasi hasil riset dan inovasi yang dihasilkan lembaga riset atau perguruan tinggi hingga kini masih menghadapi berbagai masalah. Terutama adanya jurang yang sangat lebar antara lembaga riset dengan dunia industri. Proses hilirisasi hasil riset bahkan merupakan fase sangat kritis, sehingga sering disebut sebagai lembah kematian dari inovasi.
"Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong tumbuhnya wirausaha di Indonesia, dengan menyiapkan dua program utama, yakni program peningkatan populasi wirausaha baru dan program wirausaha yang inovatif," kata Menteri Agus Gumiwang saat menjadi keynote speaker pada FGD dengan tema Peran Strategis Dunia Usaha dalam Pengembangan Ekonomi Berbasis Pengetahuan yang digelar Aliansi Kebangsaan secara daring, Jumat (16/6/2023).
FGD dimoderatori dosen Universita Krisnadwipayana (Unkris) Dr. Susetya Herawati, dengan narasumber pengusaha dan pendiri sekaligus Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo, Deputi Ekonomi BAPPENAS Amalia Adininggar Widyasanti PhD, dan Ekonom Universitas Indonesia Ninasapti Triaswati PhD.
Menurut Agus Gumiwang, sektor usaha nonmigas hingga saat ini masih menjadi penopang utama perekonomian nasional. Beberapa indikatornya antara lain kontribusi industry non migas terhadap PDB sebesar 16,77% pada triwulan pertama 2023, dan kontribusi ekspor nonmigas sebesar 70,2% dari total ekspor nasional.
"Untuk meningkatkan daya saing dan menjaga ketahanan industri perlu peran strategis dari teknologi," ujar dia.
Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo mengatakan meski teknologi memegang peranan penting dalam sektor usaha nonmigas, namun penguasaan teknologi Indonesia masih sangat rendah. Hal ini antara lain disebabkan belum terbangunnya ekosistem inovasi nasional yang kondusif bagi pengembangan sains dan teknologi, baik pada aspek regulasi, tata kelola, alokasi sumber daya maupun peraturan kelembagaan.
“Dari sisi kelembagaan, sinergi dan kolaborasi tiga pihak atau triple helix antara perguruan tinggi atau lembaga riset, pemerintah dan dunia usaha juga belum menunjukkan kinerja yang memadai,” jelas Pontjo.
Menurut Pontjo, proses hilirisasi hasil riset dan inovasi yang dihasilkan lembaga riset atau perguruan tinggi hingga kini masih menghadapi berbagai masalah. Terutama adanya jurang yang sangat lebar antara lembaga riset dengan dunia industri. Proses hilirisasi hasil riset bahkan merupakan fase sangat kritis, sehingga sering disebut sebagai lembah kematian dari inovasi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda